Rhoma Irama saja berani kok nyapres. Mosok saya tak berani"
Jakarta (ANTARA News) - Sedikitnya 250 alumnus Akademi Militer (Akmil) angkatan 1975 dari empat matra (TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Polri) menggelar reuni dengan mantan panglima TNI Djoko Santoso di Jakarta, Sabtu siang tadi.

Ketua Panitia Reuni Mayjen TNI (Purn) Prijanto mengatakan kegiatan ini adalah ajang temu kangen alumni "Alpajuli" (Alumni Perwira Tujuh Lima) serta silaturahmi menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Pada acara ini Djoko menjelaskan pemberitaan media massa mengenai niatnya maju pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI 2014 yang diakuinya didorong oleh hasil renungan dan kuatnya dukungan teman-temannya di seluruh Indonesia.

"Teman-teman dari ormas Pandu Tani Indonesia di Palembanglah yang mendorong-dorong saya maju. Jadi, saya keluar dari batas sesuatu, yakni yang pertama kali mendorong saya maju justru bukan orang Jawa," kata Djoko yang pada 20 Mei lalu mendeklarasikan ormas Gerakan Indonesia ASA (Adil, Sejahtera, Aman).

Dia merasa terpanggil demi melunasi utang generasi muda kepada pendiri bangsa, menunaikan cita-cita bangsa, yaitu mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara secara adil dan makmur.

"Rhoma Irama saja berani kok nyapres. Mosok saya tak berani," kata mantan Pangdam XVI/Pattimura, Pangdam Jaya dan KSAD ini dengan nada berkelakar.

Para wakil matra menyampaikan dukungan kepada Djoko yang diantaranya ada yang secara langsung dan terbuka mendukung Djoko.

Mantan Kasum TNI Laksamana Madya TNI (Purn) Didik Heru Purnomo mendukung perjuangan Gerakan Indonesia ASA dengan mengatakan, "Saya mengimbau agar kita menghilangkan perbedaan cara pandang selama ini. Marilah kita turut berpartisipasi dalam Indonesia ASA."

Sementara mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Subandrio menyatakan mendukung apa yang diperjuangkan Djoko Santoso. "Saya mendukung apa yang diperjuangkan Pak Djoko, dan apa yang terbaik untuk NKRI," kata Subandrio.

Mantan Kadiv Humas Mabes Polri dan Kapolda Sumsel Irjen (Purn) Sisno Hadiwinoto menimpali, "Satria bergitar saja berani maju nyalon, masa kita satria Tidar tak berani nyalon."

Pewarta: Edy Utama
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013