Hasil pembahasan kerja panja pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN 2014 ini akan menjadi kesimpulan yang dibawa pada rapat paripurna, Jumat (12/7),"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Anggaran DPR RI dalam pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN 2014 dengan pemerintah telah menyetujui usulan asumsi makro, yang akan menjadi dasar perumusan pada tingkat pembahasan selanjutnya.

"Hasil pembahasan kerja panja pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN 2014 ini akan menjadi kesimpulan yang dibawa pada rapat paripurna, Jumat (12/7)," kata Ketua Badan Anggaran DPR RI Ahmadi Noor Supit dalam memimpin rapat kerja dengan pemerintah di Jakarta, Rabu.

Ikut hadir dalam rapat tersebut Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati.

Dalam membahas rencana kerja pemerintah dan penyusunan RAPBN 2014, Badan Anggaran telah membentuk empat panja yaitu panja asumsi dasar, kebijakan fiskal, pendapatan, defisit dan pembiayaan, panja rencana kerja pemerintah dan prioritas anggaran 2014, panja belanja pemerintah pusat serta panja transfer ke daerah.

Hasil pembahasan asumsi makro dari rapat panja tersebut adalah pertumbuhan ekonomi ditetapkan pada kisaran 6,4 persen -- 6,9 persen, inflasi 3,5 persen--5,5 persen, nilai tukar Rp9.600--Rp9.800 per dolar AS dan tingkat suku bunga SPN 3 bulan 4,5 persen--5,5 persen.

Kemudian, harga ICP minyak 100 dolar AS--115 dolar AS per barel, lifting minyak 860.000--900.000 barel per hari, lifting gas bumi 1.240.000--1.250.000 barel per hari setara minyak serta lifting minyak dan gas bumi 2.100.000--2.150.000 barel per hari.

"Penetapan asumsi ini untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkualitas dan berkelanjutan melalui pelaksanaan kebijakan fiskal yang efektif," ujar Ahmadi.

Selain itu, defisit anggaran ditetapkan 1,2 persen--1,7 persen terhadap PDB serta target ratio utang 22 persen--23 persen terhadap PDB, melalui pemanfaatan pinjaman luar negeri secara selektif.

Untuk belanja pemerintah pusat, rapat panja Badan Anggaran mendukung pelaksanaan belanja untuk penyelenggaraan pemerintahan yang efektif serta adanya peningkatan alokasi belanja modal yang lebih signifikan dari belanja-belanja lainnya.

Rapat panja juga memutuskan volume BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 48 juta--51 juta kilo liter dengan kebijakan belanja subsidi pada 2014 yang lebih efisien dan tepat sasaran serta adanya konversi kepada Bahan Bakar Gas.

Terkait kebijakan subsidi listrik, telah ditetapkan alokasi subsidi berjalan sebesar Rp81,97 triliun--Rp91,10 triliun yang diikuti dengan upaya efisiensi serta penurunan pemakaian BBM kepada pembangkit listrik dan target rasio elektrifikasi 81,4 persen.

Sementara tema rencana kerja pemerintah (RKP) 2014 yang disepakati adalah memantabkan perekonomian nasional bagi peningkatan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.
(S034/R010)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013