Jakarta (ANTARA News) - Para perokok yang ingin berhenti dapat memanfaatkan momentum bulan Ramadhan untuk meninggalkan rokok secara permanen, kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama.

Kementerian Kesehatan telah menerbitkan buku panduan "Ramadhan Saat yang Tepat untuk Mulai Berhenti Merokok" untuk mensosialisasikan pesan tersebut. Selain itu, juga dilakukan penyuluhan berhenti merokok kepada masyarakat serta memasang spanduk tentang berhenti merokok di berbagai tempat.

"Karena sudah terbukti bisa berhenti merokok dari subuh hingga maghrib, jadi harusnya bisa dihentikan seterusnya," kata Tjandra di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan pesan berhenti merokok dengan memanfaatkan momen bulan Ramadhan itu juga banyak dilakukan di negara Islam lainnya dan diharapkan efektif.

"Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak mulai merokok dan berhenti merokok saat bulan Ramadhan dan selanjutnya," katanya.

Di Indonesia, prevalensi perokok masih sangat tinggi yaitu perokok dewasa sebanyak 67,4 persen pada pria dan 4,5 persen pada perempuan atau total sebanyak 61,4 juta perokok.

Selain itu juga ada 92 juta warta Indonesia yang tidak merokok namun terpapar asap rokok orang lain (perokok pasif), yang 43 juta diantaranya adalah anak-anak.

"Ada 11,4 juta anak usia 0-4 tahun yang terpapar asap rokok ini," ujarnya.

Sedangkan tiap tahunnya lebih dari 200.000 orang yang meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok.


Pewarta: Arie Novarina
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013