... apakah ia ditahan dengan tuduhan atau memilih secara sukarela dikucilkan, adalah keharusan... "
Kairo (ANTARA News) - Hingga saat ini publik Mesir dan kawasan tidak tahu persis di mana Mohammad Moursi berada pasca digulingkan militer negara itu. Hal ini makin memperkisruh keadaan, dan memicu spekulasi macam-macam, baik di dalam maupun di luar negeri.

Moursi dikabarkan ditahan di satu tempat yang tidak diketahui. Menanggapi ini, perdebatan mengenai penahanannya tampaknya makin panas setelah Amerika Serikat dan Jerman mengeluarkan seruan bagi pembebasan Moursi.

"Transparansi dan situasi yang jelas mengenai status hukum Moursi, apakah ia ditahan dengan tuduhan atau memilih secara sukarela dikucilkan, adalah keharusan guna menghindari gangguan dalam negeri atau campur tangan internasional," kata ahli keamanan setempat, Fouad Alaam.

"Kewajiban pemerintahan sementara Mesir-lah untuk memberi penjelasan kepada rakyat mengenai prosedur hukum yang akan diambil mengenai presiden terguling tersebut," kata Alaam.

Kantor Jaksa Agung Mesir, Sabtu (13/7), melancarkan penyelidikan mengenai komplain terhadap Moursi dan tokoh lain kubu Islam termasuk pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mohamed Badie. Ikhwanul Muslimin, kelompok yang dulu adalah gerakan bawah tanah pada pemerintahan Raja Idris III, adalah pendukung fanatik Moursi.

Ikhwanul Muslimin jugalah yang menjadi mitra para perwira muda Mesir saat itu untuk menggulingkan Raja Idris III dengan Anwar Sadat, kelahiran wilayah Aswan, sebagai pemimpinnya.

Keluhan itu meliputi kegiatan mata-mata, menghasut kerusuhan dan menghancurkan ekonomi, meskipun jaksa penuntut umum tidak mengatakan siapa yang telah mengajukan semua tuduhan tersebut.

Haytham Esh-Shawaf, Koordinator Umum Koalisi Kekuatan Revolusioner, mengatakan militer menahan Moursi guna menghindari kerusuhan dan operasi pembalasan oleh kubu Islam.

Meskipun Amerika Serikat menyerukan pembebasan Moursi, Esh-Shawaf mengatakan dia kira Washington takkan melakukan tekanan dengan mengancam akan menghentikan bantuan buat Mesir.

Abdel Ghafar Shoker, ahli politik dan pemimpin Partai Koalisi Rakyat, yang beraliran sosialis, mengatakan penahanan Moursi berkaitan dengan keamanan nasional Mesir dan pemerintah mesti memberi keterangan jelas mengenai status hukumnya sesegera mungkin guna menghindari kebingungan di dunia politik.

Samir Ghatas, pemimpin Pusat Maqdes bagi Kajian Politik --yang berpusat di Kairo, mengumandangkan pendapat yang sama. "Dia (Moursi) tak boleh ditahan tanpa penjelasan kepada warga Mesir."

Namun, ia mengatakan seruan oleh negara asing bagi pembebasan Moursi adalah campur tangan atas urusan dalam negeri Mesir. Ditambahkannya, seruan semacam itu mesti disampaikan melalui saluran diplomatik dan bukan kepada media.

(C003/A016)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013