Kalau di Amerika Serikat setiap 100 kilometer ada pelabuhan..."
Jakarta (ANTARA News) - Kalangan dunia usaha menilai setidaknya harus ada 10 pelabuhan di Pulau Jawa, agar dapat menampung dan memperlancar arus barang ekspor-impor, yang selama mengalami kemacetan.

"Minimal harus ada 10 pelabuhan di Pulau Jawa. Kalau kurang dari 10 maka hanya akan menimbulkan ekonomi biaya tinggi seperti inflasi meningkat, nilai tukar naik," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wandandi, usai Rapat Koordinasi Terkait Fiskal, Pajak, Infrastruktur, dan Tenaga Kerja, di Kantor Menko Perekonomian Perekonomian, Jakarta, Jumat.

Selain Sofjan, rapat koordinasi yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa itu, juga dihadiri Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar.

Menurut Sofjan, perekonomian nasional sangat tergantung pada ekspor impor, terutama di Pulau Jawa yang paling besar dalam sektor manufaktur.

Ia mengusulkan pembangunan pelabuhan agar juga direalisasikan di kawasan selatan Jawa untuk menampung produksi barang-barang dari wilayah itu.

"Di Pantura (Pantai Utara Jawa) lebih banyak pelabuhan, tetapi perlu juga di selatan, karena selama ini belum ada. Kalau di Amerika Serikat setiap 100 kilometer ada pelabuhan," katanya.

Sofjan menjelaskan keterhambatan di pelabuhan merupakan faktor terbesar bagi para pengusaha yang menimbulkan inefisiensi miliaran rupiah.

"Bayangkan saja, barang tidak bisa keluar berbulan-bulan, ternyata macetnya di sana (pelabuhan). Paling banyak 100 kontainer yang bongkar muat per hari, kalau ada 400 kontainer berarti butuh waktu 40 hari. Ini yang membuat macet total dan kerugiannya cukup banyak," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013