... yang kembali hanya Rp500.000 saja, sehingga diduga masyarakat NTB masih suka simpan uang kartal di bawah kasur atau bantal... "
Mataram, NTB (ANTARA News) - Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat menduga masyarakat setempat masih suka menyimpan uang di bawah kasur atau bantal, daripara memanfaatkan jasa lembaga perbankan.

"Ini baru dugaan berdasarkan catatan outflow, memang belum dibuktikan dengan penelitian," kata Kepala Perwakilan BI NTB, Bambang Himawan, ketika menjelaskan langkah antisipasi kebutuhan transaksi masyarakat NTB periode Ramadhan dan Idul Fitri, di Mataram, Jumat.

Saat menjelaskan hal itu, Himawan, didampingi sejumlah perwakilan lembaga perbankan yang beroperasi di wilayah NTB, seperti BCA, Bank Mandiri, Bank NTB, BRI, dan BNI.

Bahkan, pimpinan BI dan sejumlah perwakilan bank itu lebih dulu berdiskusi membahas langkah-langkah antisipasi terhadap kebutuhan transaksi masyarakat NTB periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.

Pada intinya, semua bank yang beroperasi di wilayah NTB siap melayani kebutuhan masyarakat dengan mempersiapkan sistem pembayaran tunai dan non tunai.

Untuk pelayanan kebutuhan uang masyarakat NTB, BCA misalnya, menyediakan sebanyak 46 unit ATM dan akan ditambah 10 unit lagi dalam tahun ini.

Bank Mandiri menyediakan 48 unit ATM dan akan menambah empat unit lagi, Bank NTB menyediakan 72 unit ATM dan akan menambah 28 unit lagi.

BRI menyediakan 45 unit ATM dan akan menambah 16 unit lagi, dan BNI menyediakan 64 unit ATM dan akan menambah 33 unit lagi sehingga tahun ini akan menyediakan sebanyak 97 unit ATM.

Bambang mengatakan, dugaan bahwa masyarakat NTB masih suka menyimpan uang di rumahnya (dibawah bantal atau kasur), terproyeksi melalui aliran uang yang keluar dari Bank Indonesia Perwakilan NTB.

"Misalnya outflow dari BI ke perbankan sebesar sejuta, yang kembali hanya Rp500.000 saja, sehingga diduga masyarakat NTB masih suka simpan uang kartal di bawah kasur atau bantal," ujarnya.

Karena itu, dia mengajak insan pers ikut mendorong masyarakat agar memanfaatkan jasa perbankan untuk menyimpan uangnya.

Menurut dia, masyarakat mempunyai pilihan untuk menggunakan uang giral, atau tidak hanya terpaku pada uang kartal.

Lembaga perbankan di wilayah NTB juga terus berupaya meningkatkan layanan pembayaran non tunai, agar masyarakat tidak hanya bergantung pada pembayaran tunai.

Ada baiknya masyarakat cenderung menggunakan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) untuk keamanan dan kenyamanan bertransaksi, sekaligus sebagai alternatif dalam mengantisipasi kebutuhan uang tunai terutama uang pecahan kecil (UPK).

"Kalau disimpan di bawah kasur dan bantal tentu risikonya tinggi, sementara perbankan selalu siap melayani," ujarnya.

Pewarta: Anwar Maga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013