...tidak hanya warga kita yang nonmuslim saja bahkan warga kita yang Muslim juga ikut mengeluhkan
Bengkulu (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia Kota Bengkulu mengajak pengurus masjid dan masyarakat yang memanfaatkan pengeras suara agar menggunakan seperlunya saja.

"Kita harus menghargai masyarakat lain. Yang kita khawatirkan bukan kebaikan yang banyak ditimbulkan melainkan malah dampak keburukannya," kata Ketua MUI Bengkulu, Rusydi Syam di Bengkulu, Senin.

Menurut dia pemanfaatan pengeras suara masjid seharusnya dikontrol agar tidak menjadi gangguan di tengah masyarakat.

"Bukan melarang memakai pengeras suara tetapi gunakanlah dengan volume yang tidak berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan juga tidak baik dan di agama kita juga dilarang tindakan-tindakan yang berlebihan," katanya.

Dia juga mengimbau masyarakat agar memanfaatkan pengeras suara untuk tadarus alquran setelah shalat tarawih tidak berlebihan.

"Sangat bagus kalau masyarakat kita tadarusan, itu akan menyemarakkan bulan suci Ramadhan, tetapi kalau menggunakan pengeras suara jangan keterusan sampai tengah malam. Karena sebagian warga kita yang lainnya juga ingin istirahat, jangan sampai nanti akhirnya tidak hanya warga kita yang nonmuslim saja bahkan warga kita yang Muslim juga ikut mengeluhkan. Ini kan tidak baik jadinya," kata dia.

Selain itu Rusydi juga menyoroti muda mudi yang memanfaatkan waktu setelah shalat subuh atau menjelang berbuka puasa sebagai ajang menjalin asmara.

"Dan kita juga mengimbau agar anak-anak tidak jalan pacaran berduaan mondar-mandir di pusat keramaian. Saat ini bulan puasa sedangkan pacaran dilarang oleh agama. Apalagi pacaran keliling subuh dengan menggunakan motor berpelukan. Ini akan merusak amalan puasa masyarakat kita yang lainnya karena melihat tingkah laku mereka," kata dia.

Pewarta: Boyke LW
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013