Kami temukan bahan pengawet tambahan dan pewarna tekstil."
Jombang (ANTARA News) - Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang serta Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jawa Timur, menemukan zat berbahaya pada sejumlah makanan yang dijual untuk takjil saat melakukan uji produk, Rabu.

"Kami temukan bahan pengawet tambahan dan pewarna tekstil," kata Staf sertifikasi BBPOM Jatim Deny Prasetyawati saat uji produk di alun-alun Jombang.

Tim dari BBPOM Jawa Timur telah melakukan pemeriksaan pada sejumlah makanan terutama takjil yang dijual untuk berbuka puasa. Tim mengambil sampel produk dari beberapa lokasi tempat berjualan para pedagang yaitu Pasar Citra Niaga, Pasar Ramadhan di Jalan Gus Dur, sejumlah sekolah, serta alun-alun Jombang. Dari lokasi tersebut, ada sekitar 31 sampel makanan yang diujicoba.

Kegiatan itu dilakukan untuk mengetahui kandungan zat pada bahan makanan yang dijual di tempat-tempat tersebut. Terlebih lagi, saat ini banyak masyarakat memilih membeli makanan dan minuman jadi, untuk buka puasa.

Petugas menggunakan alat khusus untuk melakukan uji coba pada makanan tersebut. Hasil dari uji coba itu, masih ditemukan sejumlah zat berbahaya yang ada dalam makanan.

Selain pewarna sintetis yang biasa digunakan untuk mewarnai tekstil yaitu "Rhodamin-B", petugas juga menduga terdapat zat berbahaya lainnya yang digunakan untuk mengawetkan makanan.

Deny mengatakan, tim masih akan melakukan uji coba di laboratorium untuk kepastian makanan yang sampelnya diambil tersebut. Hal itu dilakukan agar hasil pemeriksaan lebih akurat.

Tim juga akan turun ke sejumlah lokasi lain untuk memastikan ada atau tidak zat berbaya lainnya dalam makanan yang dijual tersebut.

"Supaya hasilnya akurat, perlu dibawa ke laboraturium," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Farmasi Makanan dan Minuman (Kasi Farmakmin) Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Anna Dian mengatakan, dinas kesehatan akan menindaklanjuti laporan tentang hasil pengambilan sampel tersebut.

Pihaknya menggunakan hasil rekomendasi dari BBPOM untuk melakukan pengawasan makanan yang dijual di Jombang. Hal itu dilakukan untuk mengawasi produk makanan yang beredar di masyarakat.

"Kami akan gunakan rekomendasi ini sebagai dasar untuk pembinaan. Kami juga akan terus sosialisasi pada masyarakat (tentang zat berbahaya)," ucapnya.

Sejumlah pedagang mengaku tidak mengetahui tentang kandungan pada barang yang mereka jual. Mereka berdalih, barang itu dibeli di pasar, dan langsung dijual tanpa lebih tahu kualitas produk barangnya.

Seperti yang diungkapkan oleh Suyanto, salah seorang penjual es buah di alun-alun. Untuk buah, ia membeli dalam keadaan segar, tapi untuk dawet cendol ia membelinya di pasar.

"Saya membeli di pasar (cendol), dibersihkan pakai air dan tidak ditambahi apa-apa," kata Suyanto.

Ia mengaku berterimakasih dengan sosialisasi yang telah dilakukan oleh petugas. Ia juga tidak ingin kehilangan pelanggan dan akan berusaha mencari barang dengan kualitas bagus, tanpa zat berbahaya. (FQH)

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013