Kami tidak menyangka sama sekali jika akhirnya mampu meraih rekor, mengingat bulan Ramadhan. Namun pemuda bersemangat sekali dari Sabang sampai Merauke,"
Jakarta (ANTARA News) - DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) berhasil memecahkan rekor dalam menggelar acara orasi selama 45 jam tanpa henti, di Jakarta, yang berakhir Kamis malam.

Ketua Umum KNPI Taufan EN Rotorasiko dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat dinihari, menyatakan bangga dengan prestasi rekor orasi yang dilakukan ratusan  aktivis pemuda se-Indonesia secara bergantian meski berpuasa pada 24--25 Juli 2013.

"Kami tidak menyangka sama sekali jika akhirnya mampu meraih rekor, mengingat bulan Ramadhan. Namun pemuda bersemangat sekali dari Sabang sampai Merauke," katanya.

Selain itu, orasi yang disampaikan tidaklah asal tetapi berisi ide-ide brilian dan juga kritik yang membangun terhadap kebijakan agar Indonesia menjadi sejahtera adil dan makmur.

"Kami sangat berbangga hati karena di acara yang sederhana ini mampu memberikan inspirasi untuk menyampaikan pendapat mereka secara benar tanpa harus bertindak secara anarkis dan menyakiti hati orang lain," ujar Taufan.

Pencapaian Rekor MURI tersebut akan ditindaklanjuti dengan menggelar acara serupa di Papua.

Sesuai dengan logo HUT KNPI ke-40 tahun 2013 yang bergambar Kapal, para orator banyak yang menyoroti masalah industri maritim/pelayaran Indonesia.

Seperti yang disampaikan Idris Sikumbang, aktivis INCAFO-FTUI dalam orasinya Idris menyuarakan, masalah perizinan kepemilikan kapal. Cabotage yang diperjuangkan selama ini disinyalir dijadikan celah untuk kepentingan kelompok tertentu yang menghambat kemajuan industri Maritim Indonesia.

Salah satu buktinya adalah Pelarangan izin beroperasi kapal pelayaran milik PT Indocement, PT Samudera Sejahtera Pratama dan PT Patria Marineline menunjukkan adanya ketidaksinkronisasi antar kementerian dan instansi dalam hal penegakan hukum pada sektor pemberdayaan industri pelayaran nasional.

Di satu sisi kapal milik ketiga perusahaan tersebut disampaikan oleh instansi pemerintahan sebagai asing, sementara di sisi lain pemerintah juga yang menyatakan bahwa kapal-kapal tersebut tidak asing.

"Kami sedih karena dari konflik ini tidak menjadi satu persepsi terkait bagaimana investasi di Indonesia," ujar Kordinator Indonesia Cabotage Advocation Forum (INCAFO)," kata Idris Hadi Sikumbang.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013