Awalnya pada 7 Juli lalu ada SMS (pesan singkat) dari petani di Sleman
Jakarta (ANTARA News) - BUMN PT Pupuk Indonesia beserta lima anak usahanya dikerahkan untuk membantu petani memberantas hama tikus yang tengah merajalela di sejumlah sentra produksi di Indonesia.

"Awalnya pada 7 Juli lalu ada SMS (pesan singkat) dari petani di Sleman. Yang meminta bantuan pemberantasan tikus," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan ketika dihubungi ANTARA News dari Jakarta, Minggu.

Dahlan, yang tengah hadir pada "Gropyokan Hama Tikus" di Kabupaten Godean, Yogyakarta, Minggu, bersama Dirut PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Arifin Tasrif dan Dirut PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), mengatakan SMS itu langsung ditindaklanjuti BUMN pupuk.

"Jadi pada sejak tanggal 8 Juli sudah aksi dari BUMN pupuk untuk memberantas hama tikus tersebut," ujarnya.

Diakui Dahlan, pemberantasan hama tikus, bukan bagian dari Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K). Namun BUMN pupuk tetap bersedia membantu petani.

"Meski bukan program GP3K, BUMN pupuk tetap turun tangan membantu petani, tidak hitung-hitungan," kata Dahlan.

Ia berharap bantuan pemberantasan hama dari PT Pupuk Indonesia dan anak perusahaannya dapat membantu petani mengurangi dampak serangan tikus tersebut.

"Saya juga telah meminta petani melakukan penanaman secara serentak, untuk memutus perkembangan hama tikus," ujar Dahlan.

Namun, lanjut dia, ada desa yang tidak bisa melaksanakan hal itu karena bila penanaman padi dilakukan secara serentak, airnya tidak cukup.

Sementara itu, Dirut PIHC Arifin Tasrif mengatakan program pemberantasan hama tikus tersebut merupakan upaya pihaknya untuk mendukung target pemerintah mencapai surplus beras sebesar 10 juta ton pada 2014.

"Itu harus kami kawal. Kami jualan pupuk dan dapat untung dari petani, kemudian kami kembalikan kepada petani dalam bentuk bantuan mengatasi masalah mereka, termasuk serangan hama tikus," katanya.

PIHC menggelar gerakan pemberantasan hama tikus serentak di sejumlah sentra padi di Jawa Barat (Karawang, Subang, Indramayu), Jawa Timur, Jawa Tengah (Klaten), Sulawesi Selatan, Lampung, dan Kalimantan.

"Di Jawa Tengah sudah sekitar 4.000 tikus ditangkap dan di Jawa Barat ada 8.800 tikus yang dimusnakan," kata Arifin.

Gerakan pemberantasan tikus, kata dia, akan dilakukan berkesinambungan, dengan memberi insentif kepada petani sebesar Rp1.500/ekor untuk setiap tikus yang ditangkap, serta peralatan untuk menangkap hama tersebut.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013