Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberangkatkan 35 bus angkutan mudik gratis untuk tujuan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Keberangkatan rombongan pemudik gratis tersebut dilepas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Ketua Lembaga Takmir Masjid NU KH Abdul Manan Ghani di depan Gedung PBNU di Jalan Kramat Raya 64 Jakarta Pusat, Sabtu sore.

KH Abdul Manan Ghani selaku ketua penyelenggara menyebutkan kegiatan mudik gratis PBNU diselenggarakan LTM PBNU bekerja sama dengan sejumlah perusahaan.

"Tahun lalu kami gelar mudik bersama dengan 29 bus, tahun ini 35 bus. Semoga tahun depan bisa ada lagi dan terus ditingkatkan," ujar Abdul Manan.

Dari 35 bus yang dijadikan sarana transportasi mudik bersama tahun ini, 24 bus di antaranya tujuan Jawa Timur, dengan rute terjauh adalah Banyuwangi dan Bangkalan, Madura. Sebanyak sembilan bus lainnya ke Jawa Tengah, dan dua bus mengarah ke Cirebon dan Kuningan, Jawa Barat.

Sedikit yang berbeda dari pelaksanaan mudik tahun sebelumnya, untuk mudik gratis kali turut serta 70 orang penyandang tuna netra sebagai peserta mudik bersama.

Menurut Abdul Manan, seperti tahun-tahun sebelumnya, maka selain memberangkatkan pemudik, LTM NU juga mendirikan posko mudik berbasis masjid. Sebanyak 18 masjid di sepanjang jalur mudik Jawa Barat hingga Jawa Timur.

"Tujuan utama pendirian posko mudik di masjid tak lain adalah memakmurkan masjid itu sendiri. Meski mudik kita juga harus tetap ingat shalat. Seperti apa yang selama ini kami perjuangkan, dari masjidnya kita makmurkan bumi-Nya," kata Abduk Manan.

Sementara itu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berpesan agar pemudik meniatkan keberangkatannya ke kampung halaman sebagai bagian dari silaturahim.

"Jangan mudik karena ingin pamer isi dompet yang ada kartu ATM baru. Mudiklah dengan niat silaturahmi," kata Said Aqil.

Menurut dia, apabila sudah meniatkan mudik sebagai silaturahim, hal-hal positif harus dilakukan sebagai penyertanya.

"Nanti kalau sudah sampai di kampung halaman jangan lupa minta maaf ke bapak dan ibu dan saudara. Pokoknya harus tuntas, tidak ada dendam dan marah yang ditinggal," katanya.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013