Meski mepet, tim bulutangkis Indonesia berlebaran di KJRI di Guangzhou

Para atlet, pelatih, dan pendukung itu masih dalam "misi" berjuang Merah Putih agar tetap berjaya di lapangan bulutangkis, menghadapi lawan-lawan yang berat. 

Turnamen Kejuaraan Dunia 2013 yang berlangsung pada 5-11 Agustus 2013 membuat tim tak dapat berlebaran di Tanah Air. Alih-alih di lapangan terbuka laiknya di Tanah Air, mereka shalat Ied di dalam aula serbaguna milik premis Indonesia itu.

"Kami senang sekali tim bulutangkis Indonesia bisa berlebaran bersama keluarga besar KJRI dan warga kita di sini. Kami semua di sini juga sangat antusias menyambut kedatangan tim kebanggaan kita ini," kata Pejabat Kepala Perwakilan Indonesia di Guangzhou, Gantosori Tanjung, dikutip dari badmintonindonesia.org, Kamis.

Jelas dia berharap Indonesia berjaya pada turnamen itu. "Sejak hari pertama turnamen berlangsung, kami juga mengerahkan masyarakat Indonesia di sini mendukung. Sayangnya sekarang sedang musim liburan, jadi banyak yang kembali ke Indonesia," katanya.

Mirip dengan yang terjadi di kampung halaman masing-masing, setelah shalat dan mendengarkan khotbah, tim bulu tangkis pun bersilaturahmi bersama keluarga besar KJRI di Guangzhou serta warga negara Indonesia setempat.  

Tidak pelak, masyarakat Indonesia dan staf diplomat di sana berfoto-foto dengan pejuang-pejuang bulutangkis kondang Indonesia itu. Selama ini mereka hanya bisa melihat dari surat kabar, media internet, atau televisi saja; kini bisa berdampingan langsung! 

Sayang, waktu bagi mereka --para atlet dan masyarakat Indonesia di sana-- sangat terbatas. Pukul 13.00 waktu setempat acara berakhir, para atlet harus segera bersiap dalam laga-laga berikut. 

Selamat Lebaran, selamat berlaga, para pejuang bulutangkis Indonesia!