Timika (ANTARA News) - Kepolisian Resor Mimika, Papua akan melaksanakan secara rutin pengibaran Bendera Merah Putih di Puncak Cartensz sebagai agenda tahunan dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI.

Kapolres Mimika, AKBP Jermias Rontini kepada Antara di Timika, Sabtu mengatakan Puncak Cartensz akan terus dikelola sebagai tempat wisata menarik untuk kegiatan-kegiatan berskala nasional, termasuk menggelar perayaan 17 Agustus.

"Kita ingin tempat itu dikelola dengan baik untuk berbagai kegiatan berskala nasional. Mudah-mudahan acara pengibaran Bendera Merah Putih di Puncak Cartensz bisa menjadi agenda rutin tahunan sehingga kawasan itu semakin dikenal dan semakin banyak wisatawan yang mau datang ke sana," kata Rontini.

Pada Rabu (14/8), Kapolda Papua Irjen Polisi Tito Carnavian langsung memimpin upacara bendera di Puncak Cartensz, salah satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia dengan ketinggi 4.884 meter di atas permukaan laut.

Kegiatan tersebut digelar untuk pertama kalinya melibatkan masyarakat asli Ugimba, PT Adventure Cartensz, Polres Mimika dan PT Freeport Indonesia.

Lokasi untuk pelaksanaan upacara Bendera Merah Putih dipilih di kawasan Zebra Wall yang berada di kaki Puncak Cartensz pada ketinggian sekitar 4.300-an meter di atas permukaan laut.

"Itu adalah momentum pertama yang kita lakukan melaksanakan upacara bendera di puncak tertinggi di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Kita ingin menunjukkan bahwa masyarakat Papua juga mencintai Indonesia," kata Rontini.

Beberapa warga masyarakat kawasan Puncak Cartensz dari daerah Ugimba yang berada di wilayah Kabupaten Intan Jaya yang hadir pada kegiatan itu terpilih untuk mengibarkan Sang Merah Putih.

Kapolda Papua, Tito Carnavian saat memimpin upacara pengibaran Bendera Merah Putih di Puncak Cartensz menyatakan berbangga bahwa Indonesia sebagai daerah tropis tapi memiliki hamparan salju.

Tito yang sudah malang melintang bertugas di korps Kepolisian Negara RI itu mengaku baru pertama kali dalam hidupnya melihat langsung dan menginjakkan kaki di kawasan yang masih diselimuti salju abadi itu.

"Ini pengalaman sekali seumur hidup saya yang tidak boleh dilewatkan," ujar Tito saat itu.  (E015/A011)

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013