Baghdad (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Irak Nuri al-Maliki dalam pernyataan di situnya, Minggu, mendukung tindakan keras militer Mesir terhadap pendukung presiden terguling Mesir Mohamed Moursi.

Nuri al-Maliki meminta semua pihak untuk "menahan diri" tetapi mengatakan Baghdad berdiri dengan pemerintah Mesir, dan menyebutkan gerakan-gerakan terhadap Ikhwanul Muslimin sebagai upaya untuk menerapkan hukum dan ketertiban.

"Kami bersikap kuat dengan pemerintah Mesir dalam langkah-langkah untuk memaksakan penegakan hukum dan menempatkan keamanan dan perdamaian di seluruh Mesir," kata Perdana Menteri Maliki.

Maliki juga mengatakan kekerasan yang sedang berlangsung di Mesir, yang telah menewaskan lebih dari 750 orang dalam empat hari, adalah hasil dari "menargetkan keinginan konspirasi rakyat Mesir ".

Dia juga menyerukan untuk "menahan diri secara maksimum" dan menyerukan kelompok-kelompok politik di negara itu untuk mengambil bagian dalam dialog agar "menghindari perpecahan sektarian".

Negara-negara Arab telah secara terbuka mendukung tindakan keras, dengan para pengulas mengatakan sebagian pemimpin mereka secara diam-diam mendukung gerakan mematikan Mesir karena mereka takut pengaruh regional Ikhwanul Muslimin sejak Arab Spring.

Tentara Mesir, langsung atau tidak langsung berkuasa sejak 1952, menggulingkan Moursi sebagai presiden pada 3 Juli.

Pendukung Morsi yang mendirikan kamp-kamp protes di Kairo dan berjanji untuk tetap bertahan sampai mantan pemimpin mereka, yang sekarang dalam tahanan, dipulihkan kembali kedudukannya.
(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013