Sudah memimpin jauh, tapi saya blank, kosentrasi jadi hilang
Jakarta (ANTARA News) - Dua pemain tunggal putra andalan Indonesia pada Asian Youth Games (AYG) 2013 di Nanjing, China, Senin rontok di tengah jalan sehingga menutup peluang untuk mendapatkan medali yang ditargetkan.

Pemain tunggal putra yang kandas pada perempat final itu adalah Muhammad Bayu Pangisthu yang tunduk di tangan Lai Yu-Hua asal Taiwan dengan skor 18-21, 21-23.

Satu lagi pemain tunggal putra yang diharapkan medali dan ternyata harus tersingkir adalah Jonathan Cristie. Unggulan ketiga ini harus menyerah dari pemain tuan rumah Shi Yuqi juga dalam dua game langsung 10-21, 21-23.

Dengan menyerahnya dua andalan Indonesia pada nomor tunggal putra, saat ini bulu tangkis Indonesia tinggal menyisakan satu wakilnya yakni di nomor ganda campuran.

Jonathan Cristie mengaku saat menghadapi pemain China dirinya bermain kurang maksimal dan mengaku kurang bisa menjaga kondisinya.

"Saya kurang siap, kurang bisa jaga kondisi. Memang ada sedikit pengaruh dengan suasana hati dengan kekalahan kemarin di ganda campuran, tapi ya mau tidak mau harus tetap dijalankan," kata Jonathan Cristie.

Jonathan mengaku sebenarnya pada game kedua mampu mengimbangi permainan lawan, bahkan ia mampu unggul 19-15. Hanya saja Jonathan gagal mengamankan posisinya sehingga lawan mampu menyamakan kedudukan 19-19.

Kedudukan sama kuat membuat unggulan ketiga ini mulai kehilangan kepercayaan diri. Bahkan Jonathan Cristie sering ragu-ragu dalam mengembalikan bola dan akhirnya harus menyerah dengan skor 21-23.

"Sudah memimpin jauh, tapi saya blank, kosentrasi jadi hilang. Mau main apapun jadi tidak jalan. Apalagi pas, dia (Shi Yuqi -Red.) berhasil menyamakan kedudukan, sorakan penonton yang mendukungnya sedikit memberikan tekanan kepada saya justru di angka-angka kritis," kata Jonathan menjelaskan.

Dengan gagalnya dua andalan Indonesia menyumbangkan medali, target yang dicanangkan kemungkinan besar tidak akan tercapai. Pada pesta olahraga untuk atlet di bawah usai 18 tahun ini Indonesia membidik satu perak dan 11 perunggu.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013