Dengan program GP3K kesadaran petani untuk menggunakan pupuk majemuk yang berimbang juga terus meningkat
Sengkang (ANTARA News) - Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) mendorong peningkatan produksi padi hingga 23 persen, demikian disampaikan Dirut PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Arifin Tasrif.

"Melalui Program GP3K, kita berusaha meningkatkan produktivitas melalui kemudahan memperoleh sarana produksi pertanian, melakukan penyuluhan, serta memperkenalkan pola pemupukan berimbang," ujarnya, setelah mengikuti panen raya di lokasi lahan yang mengikuti program GP3K, di Desa Ujugune, Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Sabtu.
.
Pada kesempatan tersebut Arifin yang juga didampingi Dirut PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Aas Asikin Idat, menguji kemampuan petani dalam hal bercocok tanam dengan mengajukan pertanyaan seperti bagaimana pola pemakaian pupuk berimbang.

Sejumlah petani yang mampu menjawab pertanyaan seputar masalah pertanian mendapat hadiah uang senilai Rp1 juta, yang disambut antusias sekitar ratusan petani hadir di acara tersebut.

Arifin mengatakan, program GP3K yang merupakan amanat Inpres No. 5 tahun 2011 bahwa BUMN harus ikut berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan, telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan pertanian rata-rata hingga 23 persen.

PIHC bersama anak perusahaannya yaitu PKT, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Sriwijaya Palembang, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) mendapat tugas melaksanakan program GP3K di atas lahan seluas satu juta hektare untuk membantu menjaga ketahanan pangan.

"Dari jumlah tersebut, lahan yang telah berhasil ditanami adalah seluas 979 ribu hektare, atau 98 persen dari target," ujarnya.

Kabupaten Wajo, lanjut Arifin, dipilih sebagai tempat percontohan panen raya GP3K karena cakupan lahan pertaniannya cukup besar dan merupakan sentra produsen beras di Sulawesi Selatan.

"Dari total lahan yang mengikuti Program GP3K di Wajo seluas 61 ribu hektare, realisasinya sudah 50.506 hektare," katanya.

Sementara untuk total lahan yang mengikuti program GP3K di Sulawesi Selatan ditargetkan seluas 189 ribu hektare dengan realisasi saat ini sudah mencapai 132 ribu hektare.

PKT yang bertanggung jawab memasok pupuk bersubsidi di wilayah timur Indonesia mendapat tanggung jawab untuk menanam lahan seluas 240 ribu hektare dan telah direalisasikan 210 ribu hektare.

"Dengan program GP3K kesadaran petani untuk menggunakan pupuk majemuk yang berimbang juga terus meningkat," katanya.

Hal itu terlihat dari penggunaan pupuk majemuk (NPK) yang naik di Wajo dari 3.200 ton menjadi sekitar 4.000 ton, dan bahkan di tahun 2014 diprediksi permintaan NPK di daerah Wajo itu, bisa mencapai 12 ribu ton per tahun.

Ditambahkan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Wajo, IB Putu Artana, rata-rata produktivitas lahan padi di Wajo mencapai sekitar lima ton per hektare.

Dengan program GP3K, menurut anggota tim GP3K dari PKT Adam Arifin, produktivitas lahan di kabupaten itu naik antara 7-8 ton per hektare.

"Rata-rata setiap tahun Kabupaten Wajo menghasilkan surplus beras lebih dari 300 ribu ton," ujar putu menambahkan.


Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013