Bambu itu bisa menggantikan kayu yang (semakin) sulit didapat,"
Jakarta (ANTARA News) - Musisi jazz Dwiki Dharmawan mengungkapkan potensi besar bambu sebagai pengganti instrumen musik berbahan dasar kayu.

"Bambu itu bisa menggantikan kayu yang (semakin) sulit didapat," kata Dwiki usai tampil di acara Festival Musik Bambu Nusantara (FMBN) VII di Jakarta, Selasa.

Potensi bambu yang luar biasa, menurut musisi yang juga suami dari penyanyi Ita Purnamasari itu, mendorong perlunya pelestarian hutan bambu.

"Bambu itu kalau saya menyebutnya 'green instrument', karena menggambarkan keseimbangan tanpa merusak alam," katanya.

Dalam penampilannya di FMBN VII, Dwiki bercerita ada sembilan instrumen musik yang dimainkan di atas panggung, yakni grand angklung, angklung orchestra, kledik, bass bambu, perkusi bambu, cajon bambu, tekyan, sampek dan taganing.

"Cajon bambu itu diversifikasi dari Spanyol, kalau tekyan (alat musik tradisional China) itu bagian untuk menggeseknya dari unsur bambu, sedangkan bass yang dipakai Barry, itu didesain khusus dari bahan bambu," katanya.

Meski potensial, ada kelemahan yang dimiliki bambu yakni mudah rusak karena tingkat kelembaban yang tidak sesuai. Oleh karena itu, penting sekali menerapkan teknologi untuk mendukung perkembangan musik bambu.

"Banyak instrumen yang besar, karena kelembaban berbeda sering pecah. Misal saat dikirim dari Indonesia ke Amerika Serikat itu bisa pecah karena kering," katanya.

Ia berharap ajang musik bambu tahunan yang digelar 27-28 Agustus 2013 itu bisa memberikan ruang yang lebih luas lagi bagi musisi untuk berinovasi tak hanya dari segi musikalitas tapi juga dari segi instrumen.

"Karena seni tradisional kita ga diam, seni kita bisa ikut perkembangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya," katanya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013