Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan tahun depan Lebaran Betawi diadakan selama seminggu.

"Tahun depan dirancang mungkin tidak 2 hari, tapi seminggu. Untuk pengenalan budaya Betawi, sebagai karakter identitas Betawi," kata Jokowi usai membuka Lebaran Betawi di Silang Monas Timur, Jakarta Pusat.

Sebagai acara yang merupakan karakter dan identitas kota Jakarta, ia ingin acara seperti ini diperbesar karena masyarakat membutuhkannya.

"Akar kita jangan dilupakan. Saya pesan agar ini diperbesar. Masyarakat butuh. Akar kita apa, identitas kota ini apa, makanan ini apa, biar kita mengerti," katanya.

Asisten Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, Sylviana Murni menanggapi dengan baik rencana Gubernur Jokowi.

"Pasti bahagia sekali kalau seminggu," katanya saat dihubungi Antara News.

Menurutnya, ajang temu muka warga Betawi Jakarta ini perlu sebagai cara pelestarian dan pengembangan budaya Betawi.

Ia juga menyatakan tidak ada masalah bagi Pemprov DKI bila tahun depan Lebaran Betawi diadakan selama seminggu.

"Kalau dari segi persiapan nggak masalah, kan tinggal menambah hari," kata Sylviana.

Ia pun yakin bila memang tahun depan diadakan selama seminggu, Lebaran Betawi akan tetap menjadi pesta rakyat yang gratis.

"Saya yakin Pak Gubernur nggak pernah ada pikiran acara pelestarian budaya seperti ini (pengunjung) bayar," katanya.

Lebaran Betawi 2013 diadakan selama dua hari, 31 Agustus dan 1 September.  Acara ini telah memasuki tahun keenam. Lebaran Betawi pertama diadakan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat dan berpindah-pindah di lima wilayah Jakarta lainnya pada tahun-tahun berikutnya.

Saat menghadiri acara Lebaran Betawi Sabtu (31/8), Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama memiliki keinginan Lebaran Betawi di tahun-tahun mendatang diadakan di Monumen Nasional (Monas). Tujuannya, ia ingin Monas menjadi pusat kegiatan masyarakat dan Lebaran Betawi dapat menjadi destinasi wisata Kota Jakarta.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013