Ini untuk memenuhi perbandingan jumlah penduduk dengan dokter sesuai WHO,"
Pontianak (ANTARA News) - Anggota Komisi IX DPR RI Karolin Margret Natasa mengatakan, Indonesia hingga kini masih kekurangan sekitar 12 ribu dokter yang perlu dipenuhi secara bertahap.

"Ini untuk memenuhi perbandingan jumlah penduduk dengan dokter sesuai WHO," kata Karolin Margret Natasa saat dihubungi di Pontianak, Senin.

Berdasarkan data WHO, idealnya satu orang dokter melayani 2.500 penduduk.

Menurut dia, belum lagi untuk tenaga kesehatan lainnya seperti bidan maupun perawat.

Ia mengakui, sebagian besar tenaga kesehatan masih terpusat di Pulau Jawa sehingga penyebarannya belum merata.

Ia mencontohkan di Kalbar dimana terdapat daerah perbatasan yang masih sulit dijangkau.

"Di daerah Sungkung, Kabupaten Bengkayang misalnya, untuk menjangkau harus pakai speedboat, biayanya bisa Rp2 juta. Nah, kalau tenaga kesehatan ke sana, siapa yang menanggung ongkosnya," ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan itu.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Dwi Listyawardani mengatakan, di Kalbar faktor keterisolasian daerah ikut mempengaruhi pelayanan dan tingkat kesehatan penduduk.

Namun, lanjut dia, untuk angka kematian bayi atau balita, sudah ada perbaikan. "Kalbar angkanya 27 kematian per seribu kelahiran," kata dia.

Sedangkan untuk nasional, angkanya mencapai 30 kematian per seribu kelahiran.

(T011/M019)

Pewarta: Teguh I Wibowo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013