Jakarta (ANTARA News) - Bila memergokinya di jalan sepi malam hari, mungkin orang akan lari terbirit-birit melihat sosok menyerupai tengkorak berwajah pucat dengan lensa mata putih dan bekas jahitan menghiasi sepanjang bibir menyeringai.

Namun di Anime Festival Asia Indonesia 2013 Indra Seta (19) justru menjadi artis dadakan karena memilih mengenakan kostum dan riasan ala Jack Skellington, tokoh fiksi dari film "The Nightmare Before Christmas", untuk cosplay (costume play).

Skellington berpenampilan mirip tengkorak, memakai setelan jas hitam bergaris-garis putih lengkap dengan dasi kupu-kupu berbentuk kelelawar dan terkadang pura-pura menjadi boneka sawah dengan memakai labu Halloween di kepala.

Penampilan mentereng Indra menuai banyak perhatian dari pengunjung Anime Festival Asia Indonesia 2013.

Saat dia berjalan, banyak ekor mata yang bergerak mengikutinya. Dengan riasan heboh itu, sebagian orang juga meminta berfoto bersama dia.

"Baru pertama saya merasakan hal ini," katanya sumringah saat ditemui Jumat (6/9) malam.

Mahasiswa teknik mesin di Karlsruhe Institute of Technology Jerman belum lama menjadi cosplayer.

Selama setahun ber-cosplay, jumlah acara yang dia kunjungi dengan kostum serta dandanan menyerupai karakter kartun, komik, atau game juga masih bisa dihitung dengan jari.

Pecinta anime Shakugan no Shana itu baru mengeksplorasi hobi cosplay setelah menjadi mahasiswa.

Dia masih sibuk dengan berbagai ujian akhir dan belum mendapat restu orangtua saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

Setelah memiliki waktu luang lebih banyak sebagai mahasiswa, Indra mulai menjalankan hobinya dan mendatangi acara-acara seperti Anime Festival Asia Singapura dan acara serupa di Jerman.
 
Kali ini, dia menyiapkan kostum Jack Skellington selama empat hari dan merogoh sekitar Rp400.000 dari kocek.

"Mahalnya di lensa kontak sama body paint," ungkapnya.

Untuk riasan wajah, dia memilih cat tubuh warna putih yang membuat mukanya pucat seperti tengkorak dan cat tubuh warna hitam untuk membuat lingkaran hitam di sekeliling dua matanya.

"Saya minta body paint yang tidak menimbulkan alergi, jadi dikasihnya yang mahal," ujarnya serta tersenyum, kontras dengan matanya yang terlihat seram dengan lensa kontak dekoratif berwarna putih yang dia dapat dari toko salon.

Sementara untuk kostum Jack Skellington, dia tak perlu membeli atau menjahit sendiri. Ia hanya membuat garis-garis putih dengan cat pada setelan jas hitam bekas.

Selama empat hari mempersiapkan kostum, dengan sabar dia mengecat garis-garis putih vertikal pada setelan jasnya.

Indra harus mengasah kreativitas saat membuat detil-detil kostum yang biasanya tidak dijual secara umum.

Tanah liat menjadi solusi untuk membuat dasi kupu-kupu berbentuk kelelawar serta bentuk ruas-ruas tulang jari jemari berwarna putih yang dia tempel di sarung tangan hitam, yang membuatnya terlihat mirip tengkorak dari kejauhan.

Bagi sebagian orang awam, hobi cosplay mungkin masih tidak lazim. Buat apa mengeluarkan banyak uang demi berdandan seperti karakter-karakter yang bukan dirinya sendiri?

Indra punya jawaban sendiri untuk pertanyaan itu.
 
"Jadi cosplayer itu sebenarnya untuk kepuasan diri sendiri," ucapnya.

Seperti Indra, Rucita (12) juga tidak peduli dengan anggapan miring tentang cosplay dari sebagian temannya.

"Banyak yang bilang 'memangnya enggak ada hobi lain?', tetapi buat aku ini bukan sesuatu yang salah," kata Rucita, yang mengenakan kostum Hatsune Miku, idola virtual dari program penghasil suara nyanyian manusia asal Jepang Vocaloid.

Menurut Rucita, cosplay bisa menjadi sarana pengembangan bakat.

Mereka yang jago menjahit dapat mengasah kemampuan dengan membuat macam-macam kostum dan yang gemar berakting dapat menambah keandalan mendalami karakter yang menjadi acuannya saat cosplay.

"Kalau aku suka dance (tari), jadi suka ikut lomba cosplay dance. Kalau dapat hadiah kan senang dapat penghasilan, atau kalau beruntung dapat piala," kata anak perempuan yang sudah setahun menjadi cosplayer itu.

Rucita menuturkan, saat ajang cosplay CLAS:H (ajang cosplay) dia memenangkan 5 Best Hatsune Miku Cosplayer pilihan Crypton Future Media, produsen Vocaloid.
 
Rucita memang penggemar berat Hatsune Miku. Dia memiliki 21 kostum karakter Vocaloid generasi kedua dalam berbagai versi, termasuk versi Sakura yang dia pakai untuk cosplay di Anime Festival Asia Indonesia 2013.

Orangtua Rucita mendukung hobinya, memberi dia dana untuk mendapatkan semua kostum beserta puluhan rambut palsu koleksinya.

"Kalau aku butuh beli sesuatu, aku dibelikan sama orangtuaku. Tapi syaratnya aku harus merawatnya dengan baik," kata siswi Sekolah Menengah Pertama yang biasa membeli kostum cosplay dari toko daring itu.

Remaja yang sudah menyukai anime dan komik Jepang sejak kelas 1 Sekolah Dasar itu berniat meneruskan hobi cosplay hingga dewasa.

"Selama masih mampu, aku ingin melanjutkan cosplay karena sudah suka dari dulu," katanya.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013