Beasiswa di prodi-prodi teknik, sains, dan pertanian yang kita siapkan tidak pernah habis, selalu tersisa karena sepi peminatnya.
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jendral (Dirjen) Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Djoko Santoso, mengatakan daya serap beasiswa perguruan tinggi di program studi (prodi) teknik dan sains masih rendah, akibat minimnya jumlah peminat di ketiga prodi tersebut.

Padahal di sisi lain, kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sangat tinggi untuk menopang pembangunan menyongsong hadirnya era bonus demografi, kata Djoko Santoso, pada sela-sela acara pemberian beasiswa Rajawali Foundation kepada dosen dan mahasiswa Institut Teknologi DEL, Tobasa, Sumatera Utara, Sabtu.

Setiap tahun, Kemendikbud menyiapkan 1.000 beasiswa magister (S2) dan doktor (S3) untuk prodi teknik dan sains di luar negeri. Sedangkan beasiswa S2 dan S3 di Perguruan Tinggi dalam negeri jumlahnya mencapai 3.000.

"Beasiswa di prodi-prodi teknik, sains, dan pertanian yang kita siapkan tidak pernah habis, selalu tersisa karena sepi peminatnya. Akhirnya sering kita alihkan untuk jurusan lain," kata Djoko.

Penyerapan beasiswa yang rendah itu, lanjut Djoko, tidak lepas dari masih rendahnya minat generasi muda Indonesia dalam menekuni ketiga bidang tersebut.

"Jumlah generasi muda peminat bidang-bidang sains, teknik, dan pertanian sendiri masih rendah di S1, bahkan sejak di jenjang sekolah menengah," ujar mantan Rektor ITB ini.

Padahal jumlah program studi di Indonesia mencapai 19.000 prodi yang dikelola oleh 3.200 perguruan tinggi negeri dan swasta.

"Sayangnya, populasi mahasiswa di bidang sains hanya 3 persen, teknik 11 persen, dan pertanian 3,5 persen," kata dia.

Pewarta: Zita Meirina
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013