Kita sudah tebak, hasil (Pilkada Jatim) itu akan ada `penyesuaian` dengan hasil `quick count` (lembaga survei),"
Surabaya (ANTARA News) - Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menilai sangat mungkin pihak "Jakarta" yang akan memutuskan hasil Pilkada Jatim 2013, karena dirinya juga terbukti menjadi peserta pilkada pada 29 Agustus lalu juga dengan keputusan "Jakarta".

"Kita sudah tebak, hasil (Pilkada Jatim) itu akan ada `penyesuaian` dengan hasil `quick count` (lembaga survei)," kata Ketua Umum PP Muslimat NU itu setelah meletakkan batu pertama pembangunan Gedung SD Khadijah III di Candi Lempung, Manukan, Surabaya, Minggu.

Namun, kata Ketua Umum Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU "Khadijah" yang membawahi lembaga pendidikan di Wonokromo, Candilempung, dan Pandegiling (Surabaya) itu, penetapan KPU Jatim tentang hasil Pilkada Jatim itu sangat mungkin mirip ketika dirinya mendaftar.

"Kalau dulu, kami mendaftar di KPU Jatim, tapi keputusannya dari `Jakarta` (DKPP), maka sangat mungkin keputusan hasilnya juga dari `Jakarta`. Hal itu sedang dikaji secara intensif oleh tim hukum kami," katanya, didampingi pimpinan Muslimat NU dari provinsi lain, seperti Banten.

Menurut dia, ada divisi hukum dari Tim Khofifah-Herman yang sedang melakukan kajian intensif terkait hasil penetapan KPU itu, bahkan divisi hukum itu sudah melakukan kajian intensif di Surabaya dan di Jakarta.

"Nanti, tim hukum itulah yang akan mempublikasikan hasil kajiannya, karena merekalah yang bekerja, sedangkan saya tidak harus dikaitkan dengan pilkada-pilkada. Tugas saya adalah menyapa masyarakat, bahkan dari sini, saya akan bertemu 3.000-an kader koperasi Muslimat NU," katanya.

Namun, Khofifah enggan merinci materi gugatan, pihak yang digugat, dan lembaga penegak hukum yang akan dilapori. "Tunggu tim hukum ya, mereka masih memiliki waktu 3x24 jam sesuai ketentuan UU yang berlaku," katanya.

Dalam sambutan menjelang peletakan batu pertama SD Khadijah III, Candilempung, Manukan, Surabaya, Khofifah menegaskan bahwa NU memiliki energi yang luar biasa dan "unlimited" (tanpa batas), baik energi batin maupun energi lahir.

"Jadi, energi NU itu tidak akan ada habisnya, meski diganggu siapapun. Tugas saya untuk melakukan penyadaran kepada warga NU agar energi itu bermanfaat bagi masyarakat NU dan masyarakat lainnya," katanya.

Oleh karena itu, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurrahman Wahid itu berjanji akan terus membangun warga NU secara kualitatif, baik melalui lembaga pendidikan, koperasi, majelis taklim, maupun rumah tangga.

"Pembangunan kualitas itu juga terukur, misalnya jumlah sekolah milik Muslimat NU itu bertambah atau tidak. Atau, kalau di daerah tertentu ada potensi sumber daya alam, maka harus jelas manfaatnya bagi warga NU dan warga sekitar itu, bukan justru bermanfaat untuk orang luar, sehingga perekonomian meningkat, tapi rakyat tetap miskin," katanya.

Sementara itu, Gedung SD Khadijah III di Candilempung, Manukan, Surabaya yang akan dibangun itu berlantai tiga dengan kapasitas 500-an siswa dan diperkirakan selesai dalam lima tahunan dengan dana Rp14 miliar. Selama ini, ratusan siswa sekolah itu menempati gedung panti asuhan.
(E011/I007)

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013