Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pedagang di Pasar Kebayoran Lama menganggap wajar bila rekan-rekannya pedagang tahu-tempe melakukan demo dan mogok tidak berjualan.

Pasalnya, dengan kenaikan harga kedelai, harga jual tahu dan tempe terpaksa harus dinaikkan dan ukurannya dikecilkan. Hal itu membuat sejumlah konsumen mengeluhkan harga yang naik dan ukuran yang semakin kecil.

"Konsumen seperti tidak mau tahu kalau harga kedelai naik. Mereka tanya kok harganya naik tapi ukurannya malah jadi kecil," kata Sutini, pedagang ayam di Pasar Kebayoran Lama.

Menurut dia, rekan-rekannya pedagang tahu-tempe itu sengaja mogok untuk melihat respon masyarakat terhadap hilangnya komoditas murah meriah tapi bergizi itu.

Sangat mungkin, ketika mereka kembali berjualan, harga tahu dan tempe akan dinaikkan mengikuti harga kedelai.

"Pembeli seringkali tak mau tahu kalau harga bahan baku naik. Tidak hanya tahu dan tempe. Kalau ayam dagangan saya naik saja pembeli suka komplain," tuturnya.

Sutini mengatakan rata-rata pedagang tahu di Pasar Kebayoran Lama mengambil dagangan dari pabrik di kawasan Mampang. Sedangkan tempe, kebanyakan pedagang membuat dan menjual sendiri.

Pantauan ANTARA News di Pasar Kebayoran Lama, tak ada satu pun pedagang tahu dan tempe. Lapak-lapak yang biasanya digunakan berjualan tahu dan tempe, dimanfaatkan pedagang lain dengan dagangan yang berbeda.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013