Jakarta (ANTARA News) - Penderita diabetes mellitus memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular berupa serangan jantung dan stroke ketimbang penderita kolesterol tinggi.

"Risiko jantung koroner pada penderita diabetes lebih tinggi ketimbang pada orang normal yang punya kadar kolesterol tinggi," kata Kepala Divisi Metabolik dan Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Em Yunir, SpPD, K-EMD, di Jakarta, Rabu.

Yunir menjelaskan, pada penderita diabetes mellitus, selain kadar gula darah yang tinggi, kadar kolesterol jahat LDL (low density lipoprotein) yang berukuran lebih kecil dan padat bisa memicu pembentukan plak.

Plak itu, lanjutnya, dapat mengeras dan menebalkan dinding pembuluh darah arteri yang kemudian bisa menghambat kinerja kolesterol baik HDL (high density lipoprotein).

Jika penyumbatan terus terjadi, maka pembuluh darah yang menuju jantung atau otak bisa pecah. Sementara itu, pada penderita kolesterol tinggi, kadar LDL yang mengendap berisiko membuat pembuluh darah menjadi rapuh. Itulah yang selanjutnya dikenal dengan sebutan serangan jantung dan stroke.

"Pasien dengan kadar kolesterol yang tinggi juga rentan oleh serangan jantung dan stroke. Tapi penderita diabetes yang punya kolesterol rendah ternyata juga berisiko lebih tinggi dibanding pasien yang hanya punya kolesterol tinggi," ujarnya.

Meski terdengar mengerikan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kematian yang dipicu oleh kedua penyakit itu.

"Penderita diabetes selain harus memantau dan mengendalikan kadar gula darahnya juga perlu secara menyeluruh mengendalikan kadar kolesterol, mengelola tekanan darah dengan baik dan menghentikan kebiasaan merokok untuk menghindari kematian akibat penyakit kardiovaskular," jelasnya. (*)

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013