London (ANTARA News) - Dubes Triyono Wibowo terpilih menjadi Presiden Trade and Development Board (TDB)-United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada pembukaan sesi sidang ke-60 TDB di Jenewa pada tanggal 16 September 2013. 

Duta Besar/Watapri Triyono Wibowo terpilih secara aklamasi menggantikan Wakil Tetap Kazakhstan, Dubes Mukhtar Tileuberdi sesaat setelah pembukaan Sidang TDB sesi ke-60 usai, demikian Counsellor Ekonomi I PTRI Jenewa Muhsin Syihab kepada ANTARA London, Selasa.

Terpilihnya Dubes Triyono Wibowo, Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa sebagai Presiden TDB UNCTAD diplomasi multilateral Indonesia kembali memperoleh pengakuan dan kepercayaan internasional.

Dubes Triyono mengakui mandat ini merupakan kepercayaan dan kehormatan bagi Indonesia sekaligus mencerminkan akumulasi keberhasilan diplomat RI dalam menjalankan tugasnya di forum internasional secara konstruktif dalam pembahasan isu global.

Lebih lanjut ditegaskannya kepemimpinan Indonesia di berbagai forum internasional juga merupakan mandat konstitusi serta implementasi prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.

Mantan Wamenlu RI mengatakan masa Kepresidenan Indonesia di UNCTAD (September 2013-September 2014) memiliki arti strategis serta akan menjadi masa yang cukup bersejarah, mengingat selain tugas rutin memimpin pertemuan TDB, tugas Presiden TDB juga merencanakan dan melaksanakan perayaan ke-50 Hari Ulang Tahun UNCTAD, yang rangkaian acaranya akan dimulai pada bulan Maret 2014.

Selain itu, pada masa Kepresidenan tahun 2013-2014 akan dilakukan proses mid-term review hasil-hasil Konferensi UNCTAD XIII di Doha tahun 2012, untuk dijadikan rujukan persiapan Konferensi UNCTAD XIV di Peru, tahun 2016.

Adapun tugas-tugas rutin Presiden TDB antara lain memimpin berbagai persidangan TDB (sidang tahunan TDB, sidang eksekutif TDB dan Special Session TDB serta konsultasi bulanan dengan para koordinator regional). 

Selaku Presiden TDB, Dubes Triyono Wibowo akan melaporkan berbagai kegiatan UNCTAD kepada Komite II Sidang Majelis Umum PBB yang dijadwalkan akhir Oktober 2013 di New York.

Selain itu ikut berpartisipasi dalam pertemuan UN ECOSOC High Level Meeting with Bretton Woods Institution (IMF dan Bank Dunia) di New York pada bulan April 2014.

Dubes Triyono Wibowo pada sambutannya setelah terpilih menekankan pentingnya UNCTAD untuk turut serta secara aktif dalam proses penyusunan agenda pembangunan global khususnya yang terkait dengan Post-2015 Development Agenda.

Selain itu, Dubes Triyono Wibowo memaparkan rencananya untuk mengadakan konsultasi informal di tingkat Dubes secara periodik, guna memuluskan proses consensus building sebagai salah satu dari tiga pilar UNCTAD yaitu consensus building, research and analysis dan technical assistance.

Sementara itu, Dr. Mukhisa Kituyi yang baru ditunjuk Sekjen PBB untuk menjalankan tugasnya sebagai Sekjen UNCTAD sejak awal September 2013 menggantikan Dr. Supachai Panitchpakdi, dalam sambutannya menyampaikan keyakinannya terhadap kepemimpinan Dubes Triyono Wibowo.

Menjadi Pesiden TDB UNCTAD sebagai badan PBB yang mandatnya tetap relevan, kontekstual dalam menghadapi perubahan global, serta tetap kredibel di mata masyarakat internasional khususnya dalam memberikan dukungan bagi negara anggotanya di berbagai bidang seperti investasi, jasa, perdagangan, komoditi, fasilitas transport serta dalam memberikan bentuk dukungan bagi negara-negara anggotanya di kawasan Afrika.

Dr. Kituyi secara khusus menyampaikan pentingnya negara anggota bersama-sama dengan Sekretariat untuk meningkatkan profil UNCTAD dalam menghasilkan kerja nyata khususnya dalam menghadapi perubahan global yang seringkali tidak dapat dijelaskan dengan teori-teori ekonomi klasik.

Dr. Kituyi menjanjikan untuk memperkuat organisasi UNCTAD sebagai organisasi yang efektif, efisien, serta membentuk result-based management. Ditekankan juga pentingnya kerjasama erat antara UNCTAD dengan organisasi-organisasi internasional lainnya termasuk dengan berbagai masyarakat madani internasional.

Beberapa Watap/ Duta Besar negara berkembang menyampaikan keyakinannya duet Presiden TDB Dubes Triyono Wibowo dan Sekjen UNCTAD, Dr. Mukhisa Kituyi, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Mendag Kenya akan mampu merevitalisasi peran UNCTAD yang cenderung semakin dipinggirkan oleh kelompok negara maju.

Keyakinan dan harapan negara-negara anggota atas kepemimpinan Dubes Triyono Wibowo dalam menjalankan tugasnya tidak terlepas dari pengalaman pribadi dan kiprah Dubes Triyono Wibowo dalam forum-forum internasional, serta keberhasilan kepemimpinan Indonesia selama ini di forum UNCTAD baik sebagai Koordinator Kelompok Asia (2008), sebagai Presiden TDB (2009), dan sebagai Ketua Kelompok G-77 dan China (2012).

Pada masa-masa kepemimpinan tersebut Indonesia selalu mengedepankan dan mendorong isu-isu pembangunan yang dihadapi negara berkembang dan dianggap berhasil menjadi bridge builder antara kepentingan negara berkembang dan negara maju.

Sesi ke-60 Sidang TDB yang akan berlangsung sampai dengan tanggal 27 September membahas berbagai isu pembangunan dalam bentuk diskusi panel dan mendiskusikan berbagai publikasi, laporan kegiatan UNCTAD termasuk laporan bantuan UNCTAD terhadap rakyat Palestina serta tindak lanjut kebijakan UNCTAD bagi pembangunan negara-negara di kawasan Afrika dan negara miskin (Least Developed Countries/LDCs).

Beberapa panelis yang telah dipastikan akan hadir adalah Menteri Perdagangan Tunisia, Menteri Pembangunan Tunisia, Menteri Perencanaan Nasional Myanmar, Sekjen ITU, Dirjen WTO, Dirjen WIPO, Executive Director ITC, serta sejumlah praktisi dan akademisi dari universitas terkemuka di dunia.

Dewan Perdagangan dan Pembangunan atau Trade and Development Board merupakan badan antar pemerintah (intergovernmental machinary) tertinggi kedua di UNCTAD setelah Konferensi yang beranggotakan 155 negara anggota, yang membahas dan menetapkan kebijakan yang terkait dengan kerjasama internasional di bidang perdagangan dan pembangunan dalam kerangka PBB. Indonesia terakhir kali menjabat sebagai Presiden TDB pada tahun 2009 ketika dijabat oleh Dubes Dian Triansyah Djani. (ZG)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013