Banda Aceh (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak masyarakat di Provinsi Aceh untuk selalu optimistis dalam membangun daerah yang sejahtera, adil dan membina perdamaian abadi.

"Perjalanan yang telah kita tempuh sudah cukup panjang dan sudah banyak korban, karenanya jangan pernah goyang dengan hal apapun untuk menjaga perdamaian," katanya di sela-sela orasi ilmiah penganugerahan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) bidang hukum dan perdamaian dari Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, Kamis malam.

Dalam rapat senat terbuka Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dalam rangka dies natalis ke-52, orasi ilmiah dan penganugerahan gelar doktor kehormatan tersebut Yudhoyono mengatakan, Aceh merupakan daerah damai dan kawasan yang telah berubah dan siap maju.

"Mari kita simpan luka masa lalu dan terus bangkit bersama-sama untuk menyongsong masa depan Aceh yang lebih adil dan sejahtera," katanya berharap.

Presiden meyakini provinsi di ujung paling barat Indonesia itu akan terus bangkit dan mampu membangun daerahnya ke arah lebih baik seiring terus terjaganya kondisi keamanan yang telah terbina.

"Saya sangat bangga dan mencintai Aceh karenanya mari kita terus menjaga perdamaian dan bangkit untuk membangun Aceh yang lebih adil, sejahtera dan bermartabat," katanya.

Yudhoyono juga menekankan agar masyarakat di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu untuk terus menjaga dan melestarikan perdamaian yang telah terbina di kawasan tersebut.

Rapat senat terbuka penganugerahan gelar doktor kehormatan yang berlangsung di AAC Dayan Dawood dipimpin Rektor Unsyiah Darussalam Banda Aceh Samsul Rizal turut dihadiri Ibu Ani Yudhoyono, Menkokesra Agung Laksono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Selain itu juga hadir Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo. (IFL/Z002)

Pewarta: Muhammad Ifdhal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013