Nairobi  (ANTARA News) - Sebanyak 39 orang tewas dan 150 lainnya terluka dalam serangan Sabtu di satu mall perbelanjaan di Nairobi, kata Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dalam pidato di televisi kepada bangsanya.

Dia mengatakan Kenya telah "mengatasi serangan-serangan teroris sebelumnya, dan kami akan bisa mengalahkan mereka lagi," katanya yang dilansir AFP.

Presiden mengatakan dia juga "secara pribadi kehilangan anggota keluarganya dalam serangan Westgate."

Para pria bersenjata menyerbu satu Mall di Nairobi, Sabtu dan berita awal mengatakan menewaskan setidaknya 20 orang dalam apa yang disebut pemerintah Kenya serangan teroris, menyebabkan para pengunjung lari ke toko-toko, satu bioskop dan jalan dalam usaha menyelamatkan diri.

Suara tembakan sporadis terdengar beberapa jam setelah serangan yang dimulai ketika tentara mengepung Mall itu dan polisi dan tentara menyisir gedung itu, mengejar para penyerang dari toko ke toko.

Beberapa stasiun televisi lokal melaporkan sejumlah orang disandera, tetapi tidak ada konfirmasi resmi.

Kelompok garis keras Somalia Al Shabaab, yang Kenya tuduh melancarkan serangan, pemboman dan serangan granat terhadap gereja-gereja dan pasukan keamanan , sebelum serangan itu mengancam Mall Westgate, yang ramai dikunjungi para pekerja asing .

Serangan-serangan itu dilakukan setelah pasukan Kenya menyerang para anggota kelompok garis keras yang punya hubungan dengan Al Qaida itu di Somalia dua tahun lalu.

Helikopter-helikopter polisi terbang rendah di atas Mall itu sementara polisi bersenjata berteriak "Keluar!keluar!" dan sejumlah orang yang berbelanja lari dari gedung itu. Asap mengepul dari satu pintu masuk dan para saksi mata mengatakan mereka mendengar ledakan-ledakan granat.

Para saksi mata lainnya mengatakan mereka melihat lima penyerang bersenjata menyerbu Westgate dan insiden itu tampaknya satu serangan bukan perampokan bersenjata.

Kementerian Dalam Negeri Kenya mengatakan: "Itu mungkin satu serangan oleh para teroris, sehingga kami memperlakukan masalah itu dengan sangat serius.

Ketika ditanya apakah badan keamanan asing terlibat dalam operasi mengejar para penyerang, ia mengatakan " pada tahap ini itu belum diperlukan."

(H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013