spesies sub-Arktik itu mengandung kontaminan tinggi karena mereka hidup dekat kawasan industri dan duduk di tempat tertinggi rantai makanan.
Jakarta (ANTARA News) - Tim peneliti menilai suhu yang semakin menghangat di waktu mendatang akan memiliki dampak siginifikan terhadap Arktik, termasuk makanan bagi para beruang kutub.

Populasi beruang di Greenland Timur berada di area es Samudera Arktik yang diperkirakan akan hilang. Sebanyak satu persen per tahun lapisan es di tempat itu hilang dan merupakan ukuran tertinggi di semua area Arktik.

Tim yang terdiri dari peneliti dari Greenland Institute of Natural Resources, Aarhus University, dan sejumlah institusi Kanada seperti Dalhousie University, Great Lakes Institutes for Enviromental Research, University of Windsor, Carleton University, dan National Water Research Institute, mengadakan penelitian terhadap asam lemak di jaringan adipose 310 beruang kutub yang diburu oleh suku Inuit Greenland Timur tahun 1984-2011.

Komposisi asam lemak di jaringan lemak beruang kutub menunjukan kandungan tersebut pada makanan mereka.

Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa beruang kutub makan tiga jenis anjing laut: high arctic ringed seal, harp seal, dan hooded seal (spesies sub-Arktik).

Makanan beruang kutub pun berubah selama 30 tahun terakhir, dari sampel yang dikumpulkan itu. Pada periode ini, rata-rata penurunan konsumsi ringed seal hingga 42 persen. Konsumsi anjing laut sub-Arktik pun naik pada masa itu.

Menurut Profesor Rune Dietz dari Aarhus University, yang menjadi masalah saat ini spesies sub-Arktik itu mengandung kontaminan tinggi karena mereka hidup dekat kawasan industri dan duduk di tempat tertinggi rantai makanan.

"Perubahan iklim melemahkan perbaikan yang akan dicapai bila mengikuti peraturan internasional terhadap penggunaan polutan lingkungan, Persitent Organic Pollutants (POPs). Kita bisa lihatisi POPs setelah tahun 2000 menurun lebih lambat pada beruang kutub daripada ringed seal," kata Dietz, seperti yang dikutip dari ScienceDaily.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013