Kita harus lebih bersungguh-sungguh dan jangan pernah ragu untuk beraksi secara lebih nyata dalam mempercepat pembangunan infrastruktur. Jika tidak, kami khawatir, kita akan makin kedodoran dalam memacu kembali pertumbuhan ekonomi,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bobby Gafur Umar menyerukan kepada Pemerintah agar lebih serius lagi mempercepat pembangunan infrastruktur guna meningkatkan daya saing yang terus menurun.

"Kita harus lebih bersungguh-sungguh dan jangan pernah ragu untuk beraksi secara lebih nyata dalam mempercepat pembangunan infrastruktur. Jika tidak, kami khawatir, kita akan makin kedodoran dalam memacu kembali pertumbuhan ekonomi," ujarnya melalui keterangan pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Untuk itu, lanjut dia, Pemerintah tidak perlu ragu mengobral insentif, terutama untuk pembangunan infrastruktur di kawasan timur Indonesia, agar lebih banyak lagi investasi masuk ke wilayah tersebut.

Ia mengungkapkan hal itu pada Musyawarah Wilayah (Muswil) PII Sulawesi Selatan 2013 di Makasar, Rabu.

Pada kesempatan itu PII juga menandatangani nota dengan lima universitas di Sulsel (Universitas Hasanuddin, Universitas Muhammadiyah, Universitas Negeri Makasar, Universitas Muslim Indonesia, dan Universitas 45) untuk bidang pelatihan dan penelitian teknologi.

Bobby mengatakan bahwa nilai tukar rupiah yang merosot dan pertumbuhan ekonomi yang melambat bukan alasan untuk menunda pembangunan infrastruktur. Makin lama pemerintah menunda, semakin turun daya saing Indonesia.

Ia mengatakan bahwa lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, bahkan belum melihat perubahan mendasar Indonesia dalam infrastruktur, korupsi, serta politik, kendati telah memasukkan Indonesia dalam peringkat "investment grade" (BBB-).

"Fitch Ratings memperkirakan dalam satu atau dua tahun ke depan peringkat Indonesia akan tetap di BBB- atau stable outlook," katanya.

Selain itu, laporan tahunan "The Global Competitiveness Report 2012--2013" yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF) dalam sajian data tentang Indeks Daya Saing Global belum lama ini, kata dia, hanya menempatkan Indonesia di peringkat ke-50 dari 144 negara. Padahal, tahun lalu Indonesia ada di peringkat 46.

"Di antara negara-negara ASEAN, kita hanya di posisi ke empat setelah Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thailand. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya masalah infrastruktur yang belum beres di Indonesia," kata Bobby.

Padahal, kata dia, anggaran pembangunan infrastruktur naik dari Rp174,9 triliun pada APBN-P 2012 menjadi Rp201,3 triliun tahun ini atau sekitar 11,9 persen dari total belanja negara sebesar Rp1.683 triliun.

"Pemerintah harus mempercepat penyerapan anggaran belanja negara untuk membangun infrastruktur tahun ini," ujarnya.

(R016/D007)

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013