Kawasan anda adalah tempat pelabuhan-pelabuhan paling sibuk dunia dan jalur pelayaran paling penting. Jadi stabilitas di tempat anda tinggal adalah masalah-masalah yang sangat penting bagi kesejahteraan di mana kita tinggal,"
New York City (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, Jumat mendesak China dan tetangga-tetangga Asianya menyelesaikan sengketa wilayah di Laut China Selatan secepat mungkin.

"Kawasan anda adalah tempat pelabuhan-pelabuhan paling sibuk dunia dan jalur pelayaran paling penting. Jadi stabilitas di tempat anda tinggal adalah masalah-masalah yang sangat penting bagi kesejahteraan di mana kita tinggal," kata Kerry dalam satu pertemuan dengan para menteri luar negeri ASEAN di New York.

"Itu adalah salah satu dari alasan-alasan mengapa Amerika Serikat sangat mendambakan keamanan maritim, kebebasan navigasi di laut-laut itu, dan menyelesaikan sengketa-sengketa itu dengan menghormati wilayah itu dan menetapkan satu tata prilaku," katanya.

"Untuk itu harus menghormati hukum internasional dan perdagangan yang sah tanpa hambatan di Laut China Selatan."

Diplomat penting AS itu mendesak para anggota ASEAN "berusaha secepat mungkin mencapai satu tata prilaku yang mengikat untuk menyelesaikan sengketa-sengketa, tanpa ancaman-ancaman, tanpa paksaan dan tanpa menggunakan kekuatan militer."

Awal bulan ini, Beijing memperingatkan Amerika Serikat tidak mendukung klaim-klaim tetangga-tetangganya atas kepulauan yang disengketakan di Laut China Selatan dan Timur dan tidak melibatkan diri dalam sengketa-sengketa itu.

Washington selalu menolak berpihak, tetapi akan berusaha agar mitra-mitra Asianya melaksanakan satu tata prilaku bagi navigasi di beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia itu.

Hubungan China-Jepang tegang sejak Tokyo menasionalisasi beberapa kepulauan Senkaku, yang Beijing klaim dan sebut Diaoyu, di Laut China Timur setahun lalu.

China juga mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan termasuk perairan-perairan yang dekat pantai negara-negara tetangga, dan ketegangan dengan Filipina dan Vietnam meningkat dalam tahu-tahun belakangan ini, demikian AFP.

(H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013