bukan karena ketidaktersediaan jenis bahan bakar tersebut.
Banjarmasin (ANTARA News) - Ketua Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kalimantan Selatan, H Addy Chairuddin Hanafiah menyatakan, persediaan solar cukup untuk kebutuhan di provinsinya.

"Jadi antrean panjang truk yang mau mendapatkan solar bersubsidi pada Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Kalsel sekitar setengah bulan terakhir, bukan karena ketidaktersediaan jenis bahan bakar tersebut," ujar Addy, di Banjarmasin, Senin.

Selain itu, mungkin karena isu-isu negatif, sehingga menimbulkan kepanikan pembeli dan khawatir tidak kebagian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar tersebut, lanjutnya.

Ia mengungkapkan, dari informasi yang mereka terima, antrean panjang truk di SPBU tersebut pengangkut material bahan bangunan, seperti pasir dan lainnya. Hal itu seiring dengan pekerjaan proyek yang harus mengejar waktu.

"Khan sekarang sudah mendekati akhir tahun anggaran, sehingga proyek-proyek harus segera selesai. Sementara pekerjaan mungkin ada yang baru dimulai, terlebih yang menggunakan anggaran belanja tambahan," tandasnya.

Mengenai kemungkinan penyimpangan peruntukan, dia menyatakan, hal itu tipis atau agak sulit, terlebih kalau buat industri dan kegiatan pertambangan.

"Karena solar yang masuk SPBU atau untuk kepentingan angkutan umum sudah bercampur biodiesel sebanyak 10 persen," ungkapnya menjawab pertanyaan ANTARA.

"Bila industri atau pertambangan menggunakan solar yang sudah bercampur biodiesel itu, maka perangkat atau suku cadangnya akan cepat rusak," demikian Addy Ch Hanafiah.

Pewarta: Syamsuddin Hasan
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013