Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,35 persen terjadi pada September 2013.

"September kembali mengalami deflasi sejak terakhir kali pada 2001," kata Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Selasa.

"Artinya September ini harga-harga sudah turun dan berada dalam posisi harapan kita sebagai pembeli. Mudah-mudahan ini bisa diturunkan lagi kedepannya," katanya.

Suryamin mengatakan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga komoditas bahan makanan di beberapa daerah, yang terlihat dari kelompok bahan makanan yang memberikan andil deflasi 0,76 persen.

Kelompok pengeluaran lain seperti transportasi, komunikasi dan jasa keuangan juga ikut mengalami deflasi pada September dan menyumbang andil 0,12 persen.

Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menyumbang inflasi 0,13 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi 0,13 persen.

Di samping itu, kelompok sandang menyumbang inflasi 0,21 persen, kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,01 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,05 persen.

"Kelompok sandang menyumbang inflasi, karena masih dipengaruhi harga emas perhiasan internasional," kata Suryamin.

Suryamin menjelaskan pula bahwa inflasi tahun kalender Januari-September 2013 menjadi 7,57 persen dan inflasi secara tahunan 8,4 persen.


Pewarta: Satyagraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013