Surabaya (ANTARA News) - Tim Rukyatulhilal Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur gagal melihat hilal (rembulan muda pertanda awal bulan kalender) pada sembilan lokasi, namun Idul Adha dipastikan jatuh pada 15 Oktober.

"Hilal tidak terlihat di Jatim, karena mendung, tapi hilal terlihat di Kendari, sehingga Sidang Itsbat di Kementerian Agama RI memutuskan tanggal 1 Dzulhijjah 1434 Hijriah bertepatan dengan tanggal 6 Oktober," kata koordinator Tim Rukyatul Hilal PWNU Jawa Timur HM Sholeh Hayat kepada Antara di Surabaya, Sabtu malam.

Anggota Badan Hisab Rukyat Provinsi Jatim itu menjelaskan dengan terlihatnya hilal di Kendari, maka Idul Adha atau 10 Dzulhijjah 1434 Hijriah jatuh pada 15 Oktober. "Jadi, Idul Adha 1434 H bersamaan," katanya.

Tahun ini, PWNU Jawa Timur menerjunkan Tim Rukyatulhilal pada sembilan titik, termasuk Pantai Tanjung Kodok Lamongan, Pantai Ambet Pamekasan, Pantai Nambangan Surabaya, dan Pantai Ngliyep Malang. "Biasanya, kami menerjunkan 12 tim, tapi kali ini hanya sembilan tim yang aktif," katanya.

Menurut dia, penetapan Idul Adha yang berdasarkan hasil rukyatulhilal di Kendari itu sebenarnya memperkuat pertimbangan secara "hisab" (perhitungan matematis/astronomis) bahwa akhir Dzulqaidah 1434 H terjadi pada Sabtu (5/10) pagi antara pukul 06.48 WIB hingga 07.53 WIB.

Sementara itu, Muhammadiyah sudah memastikan 1 Dzulhijjah 1434 Hijriah jatuh pada 6 Oktober 2013, berdasarkan hisab "hakiki wujudul hilal" dan hasil musyawarah Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah menyepakatinya melalui ketentuan yang telah ditetapkan bahwa ijtimak menjelang Dzulhijjah terjadi pada 5 Oktober 2-13 pukul 07.36 WIB," ujar Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid.

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013