Benoa, Bali (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan tantangan sektor perikanan di AS serupa dengan kondisi yang dialami oleh sektor perikanan di Indonesia.

"Kami menghadapi tantangan sektor perikanan yang sama di AS, khususnya di kawasan New England," kata John Kerry saat mengunjungi Pelabuhan Perikanan Benoa, Bali, Minggu.

Untuk itu, ujar Kerry, penting baik bagi Indonesia maupun AS agar menerapkan praktik perikanan berkelanjutan sehingga produksi perikanan bisa berkesinambungan untuk generasi mendatang.

Ia memaparkan, AS telah berupaya beragam hal guna meningkatkan praktik perikanan berkelanjutan antara lain dengan melakukan kerja sama antara pihak USAid (Lembaga Bantuan AS) dengan sejumlah pihak di Indonesia yang menerapkan praktik tersebut.

Apalagi, ujar dia, pihaknya juga menyadari bahwa terdapat sekitar 60 juta warga Indonesia yang mata pencahariannya bergantung kepada lautan dan perikanan.

"AS memiliki minat yang dalam dengan nelayan," katanya.

Menlu AS yang tiba di Pelabuhan Benoa dengan pengawalan ketat juga menanyakan apakah ada yang bisa dibantu di sektor perikanan oleh pemerintah AS melalui lembaga bantuannya, USAid.

Menemani John Kerry terdapat Direktur Program Anova Fishing and Living (program CSR dari perusahaan importir komoditas perikanan AS) Aditya Utama mengatakan, program yang mereka lakukan adalah membantu pemerintah dengan data perikanan yang lebih akurat sehingga produk ikan asal Indonesia juga memiliki jejak penelusuran (traceability) yang kuat.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, pihak AS bergantung kepada pasokan ikan dari Indonesia.

Sebelumnya, delegasi Indonesia yang dipimpin Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Gellwynn Jusuf pada Juni 2013 berhasil membawa Indonesia diterima sebagai "non-cooperating member" pada Organisasi Perikanan Tuna Regional Inter-Amerika (IATTC).

Selain itu, Indonesia pada September 2013 juga telah berhasil meratifikasi konvensi bagi keanggotaan penuh Indonesia di Komisi Perikanan Pasifik Barat dan Sentral (WCPFC).

"Partisipasi Indonesia di kedua organisasi perikanan regional serta kerja sama perikanan dengan RRC melalui penandatangan MSP dapat memperkuat pengembangan armada penangkapan ikan Indonesia," tukas Menteri Kelautan dan Perikanan.

Sharif mengungkapkan, penguatan armada penangkapan ikan itu karena terdapat potensi perluasan wilayah penangkapan ke laut lepas di wilayah Samudera Pasifik yang akan memberi peluang bagi peningkatan produksi perikanan Indonesia.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013