Tentu saja ini berita yang sangat menyedihkan bagi dunia otomotif di mana Maria dicintai semua orang. Sekarang, yang dapat kami lakukan adalah mendoakan dia dan keluarganya."
Madrid (ANTARA News) - Mantan pengemudi cadangan Formula 1 Maria de Villota (33) ditemukan meninggal dunia di kamar hotel di Sevilla pada Jumat pagi, konfirmasi juru bicara polisi.

"Tubuh orang ini ditemukan di hotel di Sevilla, tidak ada tanda-tanda kekerasan namun kami perlu menunggu untuk otopsi," ucapnya, di mana indikasi-indikasi awal menduga De Villota meninggal dunia karena penyebab-penyebab alami, lapor AFP.

De Vilotta berada di Sevilla untuk ambil bagian pada konferensi yang diorganisir oleh yayasan "Apa yang Benar-benar Menjadi Masalah," yang mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan untuk meluncurkan bukunya yang diberi judul "Kehidupan adalah hadiah" di Madrid pada Senin.

Putri mantan pebalap Formula 1 Emilio De Vilotta, menjadi perempuan Spanyol pertama yang memasuki olahraga ini ketika ia bergabung dengan tim Marusia pada 2012 sebagai pengemudi penguji.

Bagaimanapun, hanya berselang empat bulan De Villota mengalami sejumlah cedera serius, termasuk kehilangan mata kanannya dalam tabrakan ketika menguji mobil di lapangan terbang Duxford di Cambridgeshire.

"Saya berharap, tanpa perlu mengalami kecelakaan seperti yang saya alami, Anda dapat merasakan kegembiraan hidup dan menikmati hidup," tulisnya pada pendahuluan buku yang menjelaskan motivasi di belakangnya.

"Maria telah meninggalkan kami. Ia pergi ke surga seperti semua malaikat. Saya berterima kasih kepada Tuhan untuk tambahan satu setengah tahun yang ia jalani bersama kami." bunyi pesan dari keluarganya yang tertulis di halaman Facebook De Villota.

"Ini merupakan kesedihan besar, yang kami pelajari dalam waktu singkat dari berita bahwa Maria de Villota telah meninggal dunia," demikian pernyataan tim Marusia.

"Pikiran-pikiran dan doa kami ditujukan kepada keluarga Maria dan teman-teman di masa yang sangat sulit ini."

Berita ini mengejutkan dunia otomotif, dengan serangkaian atribut ditujukan kepada pionir perempuan di olahraga ini.

De Villota diharapkan dapat menjadi perempuan ketiga dalam sejarah untuk ambil bagian di balap Formula 1, dan pimpinan tim Sauber Monisha Kaltenborn, yang menjadi pimpinan tim perempuan pertama di olahraga ini pada 2012, berharap ia meninggalkan warisan untuk diikuti bagi para pebalap perempuan di masa yang akan datang.

"Jika ada seseorang yang mewakili kekuatan dan optimisme, itu adalah Maria," ucapnya.

"Kematian mendadaknya merupakan kerugian besar terhadap olahraga otmotif di mana ia merupakan duta penting untuk menyampaikan pesan-pesan penting bagi para pemuda, dan khususnya para gadis yang bercita-cita memiliki karir di dunia otomotif. Maria merupakan contoh seseorang yang tidak pernah menyerah, ia selalu memiliki senyum di wajahnya dan kami akan sangat merindukan dirinya."

"Ia memberi kekuatan gadis muda. Menjalani apa yang ia inginkan dan untuk bisa berada di luar sana dan tetap begitu meyakinkan."

"Bahkan jika tidak dapat mengemudi di Formula 1 yang ia impikan (setelah kecelakaan itu), ia tidak menyerah terhadap hasratnya. Mudah-mudahan ia telah membuat perbedaan. Sekarang bergantung kepada kami untuk mentransfer pesannya."

Juara Formula 1 dua kali Fernando Alonso mengatakan dirinya terkejut setelah mengetahui berita itu, menjelang Grand Prix Jepang di Suzuka akhir pekan ini.

"Sulit untuk berbicara mengenai Maria de Villota saat ini, di mana saya baru saja melepas helm, ketika saya diberitahu mengenai kematiannya dan saat itu, saya masih tidak dapat mempercayainya dan perlu berhenti sejenak dan memikirkannya," tuturnya.

"Tentu saja ini berita yang sangat menyedihkan bagi dunia otomotif di mana Maria dicintai semua orang. Sekarang, yang dapat kami lakukan adalah mendoakan dia dan keluarganya."

Presiden Federasi Otomotif Spanyol, Carlos Gracia juga menyampaikan rasa duka citanya.

"Saya baru mendengarnya. Ini sangat sulit diterima. Tidak ada penjelasan mengenai apa yang terjadi," ucapnya kepada Radio Nasional Spanyol.

"Ia adalah orang hebat dan teladan bagi semua orang."


Penerjemah: A Rauf Andar Adipati

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013