Jeddah (ANTARA News) - Dubes RI untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur mengatakan bahwa ia telah mengirim satgas untuk mengecek masalah yang menimpa 16 tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia.

"Satgas sudah bergerak sejak kemarin dan perkirakan mereka berada di antara Riyadh-Mekkah tapi bukan di jalan utama," katanya kepada wartawan di Jeddah, Jumat (18/10) malam.

Ia menjelaskan dari pemberitaan media, 16 TKW yang juga membawa anak- anak itu diduga dibuang majikannya.

"Satgas akan mencari tahu permasalahan mereka dan juga sesuai konvensi Wina polisi akan menyampaikan notifikasi ke kita," katanya.

Informasi terakhir menurut dubes, mereka berada 400 kilometer dari Riyadh dan 600 kilometer dari Makkah masuk Keemiran Qossim di Distrik Al-Aklah Assyukur Emir.

"Diduga mereka dibawa majikannya dari Riyadh mau berhaji ke Mekkah, namun karena penjagaan semua jalur sangat ketat mereka tertangkap," katanya.

Ia menjelaskan Pemerintah Arab Saudi saat ini juga membatasi jumlah warga setempat berhaji hingga sampai 50 persen.

Dubes menegaskan masih belum jelas apakah mereka tidak berdokumen, korban perdagangan manusia atau TKW yang lari dari majikan mereka dan masuk jaringan pembantu ilegal.

"Semua TKI masuk ke Arab Saudi secara legal namun ada yang akhirnya meningggalkan majikannya dan masuk jaringan pembantu ilegal karena lebih menguntungkan," katanya.

Keuntungan yang didapat antara lain mereka mendapat perlindungan keamanan dari geng mereka dari gangguan majikan, bisa berganti majikan jika tidak cocok dan mempunyai waktu libur yang jelas dalam satu minggu.

Keuntungan bagi majikan mereka tidak perlu membayar sampai 8.000 riyal ke agen tenaga kerja dan tidak perlu jika TKW itu kabur.

Dubes mengungkapkan, setiap tahun ada sekitar 2.000 paspor yang dikembalikan majikan mereka ke KBRI Riyadh. "Itu mengindikasikan antara lain pembantu yang kabur dari majikannya," katanya.

Sebelumnya, Serikat Buruh Migran Indonesia cabang Jawa Barat mengungkapkan ada 16 tenaga kerja wanita asal Indonesia yang terlantar karena dibuang majikannya di Arab Saudi.

"Yang lebih miris lagi para TKW tersebut seluruhnya membawa anak yang belum diketahui siapa ayahnya, bahkan seluruh anak yang ikut terlantar tersebut masih berusia balita dan bayi," kata Ketua SBMI Jabar, Jejen Nurjanah.

Pewarta: Budi Santoso
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013