Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan menjadi pusat pengembangan vaksin negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

"Dalam salah satu resolusi, diterima penawaran Indonesia jadi center of excellence pengembangan vaksin, agar negara OKI tidak perlu mengimpor dari luar tapi dari negara-negara anggota OKI sendiri," kata Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, usai Konferensi Tingkat Menteri Kesehatan OKI ke-4 di Jakarta, Kamis.

Kesepakatan tersebut tertuang dalam resolusi tentang kemandirian dalam produksi dan penyediaan obat-obatan termasuk vaksin, yang merupakan satu dari enam resolusi Konferensi Tingkat Menteri Kesehatan OKI ke-4.

Indonesia melalui PT Biofarma merupakan satu dari dua negara OKI yang telah lolos uji prakualifikasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam hal produksi vaksin.

"Pemberian vaksin penting untuk anak-anak dan orang dewasa. Kita sudah produksi sendiri untuk dalam negeri dan sudah ekspor," kata Nafsiah tentang salah satu alasan pemilihan Indonesia sebagai pusat pengembangan vaksin.

"Tidak ada pengembangan vaksin tanpa pusat pengembangan. Keuntungan kita jadi center of excellence salah satunya nanti adalah efisiensi biaya," kata Direktur Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang.

Menurut dia, pada tahap awal, negara-negara anggota OKI akan membentuk Vaccine Manufacturers Group atau Kelompok Manufaktur Vaksin.

Kelompok itu beranggotakan industri vaksin nasional yang terdiri atas pemerintah, swasta, badan institusi OKI dan organisasi internasional seperti The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI) dan Unicef.

Enam perusahaan dari empat negara OKI, menurut Maura, telah menyatakan akan bergabung dengan Vaccine Manufacturers Group dan dua negara lainnya telah menyatakan komitmennya untuk bergabung.

Konferensi Menteri Kesehatan OKI ke-4 yang berlangsung 22-24 Oktober 2013 dihadiri oleh Menteri Kesehatan dari Uganda, Kamerun, Arab Saudi, Suriname, Gabon, Gambia, Palestina, Mesir, Mauritania, Mozambik, Nigeria dan Indonesia.

Konferensi itu menghasilkan enam resolusi dan Deklarasi Jakarta untuk Kesehatan yang di antaranya berisi seruan kepada anggota OKI untuk meningkatkan komitmen dan kemitraan dalam percepatan mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), investasi peningkatan gizi serta kemandirian produk kefarmasian dan vaksin.

Deklarasi Jakarta juga mendukung Universal Health Coverage sebagai strategi utama dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan.


Pewarta: Arie Novarina
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013