New York (ANTARA News) - Kurs euro melemah terhadap dolar pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data inflasi zona euro yang mengecewakan menimbulkan kekhawatiran tentang deflasi dalam waktu dekat di blok mata uang tunggal itu.

Euro dibeli 1,3579 dolar pada sekitar 21.00 GMT (Jumat pukul 04.00 WIB), turun dari 1,3735 dolar pada waktu yang sama Rabu (30/10). Sebelumnya mata uang tunggal jatuh ke terendah dua minggu di 1,3573 dolar.

Euro turun menjadi 133,60 yen dari 135,29 yen, sementara dolar juga turun terhadap mata uang Jepang, menjadi 98,37 yen dari 98,50 yen.

Kurs euro-dolar "merosot kembali di bawah 1,3600 ketika laporan harga konsumen zona euro menyoroti meningkatnya ancaman untuk deflasi," David Song seorang analis di DailyFX, mengatakan dalam sebuah catatan pasar.

Data yang dirilis oleh badan statistik Uni Eropa Eurostat pada Kamis menunjukkan inflasi di 17-negara zona euro turun tajam pada Oktober ke tingkat tahunan sebesar 0,7 persen, tingkat terendah dalam hampir empat tahun.

Angka inflasi datang jauh di bawah target Bank Sentral Eropa (ECB) sebesar dua persen, menjelang pertemuan kebijakan moneter ECB pada Kamis mendatang.

"Itu jauh lebih lemah dari yang diharapkan," kata Charles St-Arnaud dari Nomura.

"Itu jelas menimbulkan kemungkinan bahwa ECB pada minggu depan akan menunjukkan sedikit lebih pesimis tentang prospek pertumbuhan dan mengindikasikan kesediaan bank sentral untuk menurunkan suku bunganya, salah satu alat yang dapat digunakan untuk menangkal deflasi," kata dia.

"Mengingat prospek kekuatan euro dan inflasi yang lemah, tekanan tampak mengatur untuk membangun ECB lebih lanjut melonggarkan kebijakan moneternya," kata ekonom Capital Economics, Ben May yang berbasis di London.

Dolar menguat terhadap mata uang Swiss, menjadi 0,9069 franc dari 0,8991 franc pada Rabu sore.

Pound Inggris merosot menjadi 1,6033 dolar dari 1,6038 dolar, demikian AFP.
(Uu.A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013