Semarang (ANTARA News) - Kepolisian Jeddah, Arab Saudi, menyatakan kesiapannya memberi jaminan keamanan kepada tenaga kerja Indonesia "overstayers" (melebihi batas izin tinggal) sepanjang Konsulat Jenderal Republik Indonesia menjamin TKIO tidak berkumpul lagi di kolong jembatan.

Demikian hasil kesepakatan Wakil Kepala Kepolisian Kota Jeddah dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) yang disampaikan oleh Koordinator Wilayah PDI Perjuangan Jeddah Sharief melalui pesan singkatnya kepada Antara di Semarang, Rabu sore.

Hal itu, kata Sharief, mengingat Wakil Kepala Kepolisian Kota Jeddah yang selama ini membantu pelobian ke Jawazat (imigasi) telah mendapat teguran keras dari Kepala Kepolisian Arab Saudi karena telah memberikan izin tinggal di kolong jembatan yang berakibat mengganggu ketertiban arus lalu lintas.

Sebelumnya, ribuan tenaga kerja Indonesia "overstayers", termasuk anak mereka, memenuhi kolong Jembatan Palestine Street Jeddah, Arab Saudi, sejak berakhirnya masa amnesti bagi pelanggar izin tinggal di negara tersebut, Minggu (3/11) hingga Senin (4/11) pagi.

Bila setelah itu, lanjut Sharief, masih ada TKIO di kolong jembatan, pihak kepolisian tidak akan membantu kembali mereka untuk melobi pihak Imigrasi Saudi sekaligus akan menutup dan mengusir setiap ada TKIO yang ingin mendekat ke kolong jembatan.

Pihak Kepolisian Saudi berjanji akan membantu mereka untuk melobi pihak Imigrasi Saudi untuk terus melakukan deportasi dengan sistem berkumpul di Tarhil Matar Gadim apabila pihak KJRI Jeddah dan TKIO mau diajak kerja sama dan mengikuti aturan main kepolisian.

Diizinkannya para TKIO berada di kolong Jembatan Kandara dan Jembatan Palestine Street Jeddah tidak lepas dari peran Kepolisian Saudi sekaligus bersedianya pihak Imigrasi Saudi membawa para TKIO ke dalam Tarhil Sumaysi.

Hal itu, kata dia, tidak lepas berkat usaha dari lobi pihak Kepolisian Saudi, termasuk terbebas sanksi dua tahun penjara bagi para TKIO.

Atas hal-hal tersebut, lanjut dia, KJRI Jeddah telah menghubungi beberapa aktivis agar meminta kerja samanya untuk mengikuti kemauan kepolisian Saudi.

"Jangan sampai karena sikap keras kita, yang semula kita mendapat bantuan dan kemudahan dari kepolisian Saudi berujung dalam urusan deportasi menjadi berantakan," ucapnya.

Selain itu, merujuk permintaan kepolisian, agar TKIO tidak berkumpul lagi di kolong Jembatan Palestine Street maupun Jembatan Kandara, tetapi di Tarhil Matar Gadim.

Konjen menyarankan ada baiknya para TKIO tetap bertahan di rumah masing-masing. Bila di dalam Tarhil Sumaysi jumlah TKIO berkurang, Konjen berjanji akan mengumumkan kepada TKIO untuk membantu bersama pihak kepolisian Saudi memasukkan kembali ke Tarhil Sumaysi untuk dideportasi.

Diperkirakan para TKIO yang sudah berada di dalam Tarhil Sumaysi dapat dideportasi masih memakan waktu lama atau setelah para jemaah haji sudah kembali ke negaranya masing-masing.

Pewarta: D.Dj. Kliwantoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013