Pluralitas di Yogyakarta justru agar dapat memunculkan budaya yang toleran bukan mendorong konflik atau tindakan kekerasan,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Gusti Kanjeng Ratu Hemas yang juga Wakil Ketua DPD RI mengatakan pluralitas atau keberagaman masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta jangan sampai menjadi faktor pemicu munculnya konflik serta kekerasan di daerah setempat.

"Pluralitas di Yogyakarta justru agar dapat memunculkan budaya yang toleran bukan mendorong konflik atau tindakan kekerasan," katanya dalam dialog "Mewujudkan Jogja Istimewa Tanpa Kekerasan" di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut Hemas, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai provinsi yang menjunjung tinggi nilai pluralisme, masyarakatnya perlu menjaga kebiasaan menghargai sesama serta menghindari pemaksaan dan penyeragaman antaretnis dan golongan yang tinggal di daerah setempat.

Hal itu juga berkaitan dengan status Yogyakarta yang hingga saat ini menurut dia masih dipandang sebagai provinsi percontohan dalam hal menjaga perdamaian dan keberagaman.

"Sampai sekarang Yogya masih menjadi satu-satunya provinsi untuk berkaca provinsi lain dalam merawat perdamaian. Maka jangan sampai kita terpecah-pecah namun juga jangan sampai ada pemksaan penyeragaman," kata istri Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Sementara itu, terkait munculnya beberapa kasus kriminal serta kekerasan yang terjadi di Ycogyakarta, menurut dia, hal itu bukan disebabkan kegagalan Yogyakarta dalam merawat keberagaman.

Menurutnya, hal itu, lebih berpangkal dari pendidikan masing-masing keluarga yang masih minim diberikan dari masing-masing orang tua bagi remaja.

"Ini (kasus kriminal dan kekerasan)adalah tanggungjawab semua pihak, para orang tua harus ikut mengawasi perkembangan masing-masing anak-anaknya," demikian GKR Hemas.(*)

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013