Ambon (ANTARA News) - Dubes Australia untuk Indonsia, Greg Moriarty, menghadiri peringatan Anzac Day (peristiwa gugurnya tentara persemakmuran pada Perang Dunia II) di Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, Senin.

"Dubes Greg menyampaikannya saat bersilaturahmi dengan Penjabat Gubernur Maluku, Saut Situmorang," kata Kabag Humas Setda Maluku, John Hursepuny, dikonfirmasi, Senin petang.

Peringatan Anzac Day biasanya dilaksanakan setiap 25 April di Taman Persemakmuran Kapaha, Tantui, Kota Ambon.

Namun, karena pertimbangan peringatan Anzac Day itu bertepatan dengan HUT organisasi sempalan Republik Maluku Selatan (RMS), makanya baru dilaksanakan Senin (11/11).

"Jadi Dubes Greg bersilaturahmi dengan Penjabat Gubernur Maluku dengan tujuan menjaga keharmonisan jalinan kerjasama negara bertetangga," ujar John.

Apalagi, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku secara geografis berdekatan dengan Australia.

Peringatan gugurnya tentara persemakmuran di Maluku diperingati setiap tahun sekaligus menjadi agenda pariwisata Maluku dan Ambon. Kegiatan itu terhenti sejak pecah konflik sosial di Maluku pada 1999.


"Memorial Building Ambon"

Di Taman Persemakmuran, berlokasi di kawasan Tantui, terdapat monumen "Memorial Building Ambon".

Monumen itu dibangun secara khusus oleh pemerintah Australia untuk memperingati 289 tentara dan 171 penerbang kesatuan negaranya yang gugur di Maluku, Sulawesi dan Kepulauan sekitarnya saat Perang Dunia II tahun 1941-1945.

Di monumen tersebut terdapat nama-nama tentara Australia yang gugur di medan perang, termasuk yang jenasahnya belum ditemukan hingga saat ini.

Perayaan Anzac Day maupun Hari Pembebasan Tentara Australia dari Jepang tahun 1945 selalu dipusatkan di Monumen Building Ambon.

Sedikitnya 694 orang tentara Australia dari total 1.131 orang tentara yang berasal dari Batalyon 2/21 Australia Gull Force, gugur saat berperang melawan tentara Jepang tahun 1941 di Ambon dan dimakamkan di Taman Persemakmuran Tantui, sedangkan yang selamat dan bisa kembali ke negaranya sebanyak 232 orang. (L005/M009)

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013