kita hormati sepenuhya langkah-langkah diplomasi bilateral yang tengah dilakukan oleh kedua negara"
Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Australia mengimbau para pelajar untuk tetap tenang menyikapi pemanggilan pulang Duta Besar RI menyangkut pemberitaan penyadapan oleh pemerintah Australia.

"Kami menghimbau supaya rekan-rekan pelajar di Australia tetap menjalankan aktivitas belajar seperti biasa dan kita hormati sepenuhya langkah-langkah diplomasi bilateral yang tengah dilakukan oleh kedua negara," ujar Ketua Umum PPIA Pusat Pan Mohamad Faiz dalam laman resmi PPI Australia, Selasa.

Sebagai respon atas kegiatan penyadapan yang diduga dilakukan Pemerintah Australia terhadap Presiden Republik Indonesia dan sejumlah pejabat tinggi negara, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa memanggil pulang Duta Besar RI di Canberra untuk melakukan konsultasi Senin 18 November 2013.

Menyikapi keputusan tersebut dan sekaligus menjawab berbagai pertanyaan kepada Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia Pusat (PPIA), PPIA Pusat menghimbau seluruh pelajar Indonesia di Australia tetap tenang dan proporsional dalam menyikapi hal ini serta menghormati langkah-langkah diplomasi oleh kedua negara.

Faiz mengungkapkan Senin malam lalu PPIA Pusat telah bertemu langsung dengan Duta Besar RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Ronny Rachman Noor terkait kelangsungan proses dan aktivitas belajar para pelajar Indonesia di Australia.

Perwakilan RI di Australia telah memastikan tetap memberikan dukungan penuh terhadap proses dan aktivitas belajar para pelajar Indonesia di Australia.

"Mereka bahkan juga siap dihubungi kapan saja apabila ada kendala atau hambatan yang dialami oleh pelajar Indonesia di Australia," kata Faiz.

Berdasarkan data resmi per Desember 2012, Kedutaan Besar RI di Canberra mencatat 17.514 pelajar asal Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Australia.  80 persen di antaranya berada di New South Wales, Victoria, dan Western Australia.

Pewarta: Ageng Wibowo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013