Batam (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut bersama Bank Indonesia menggelar operasi militer bukan perang di lima pulau terdepan di Provinsi Kepulauan Riau dengan menyosialisasikan eksistensi mata uang rupiah sebagai simbol politis keutuhan NKRI di wilayah perbatasan.

Dalam kegiatan sepekan ini, selain menyosialisasikan eksistensi rupiah, tim juga melayani warga menukar uang lusuh, memperkenalkan ciri-ciri uang asli, dan memperkenalkan pendidikan bela negara, kata Kepala Perwakilan Bank Kepri Gusti Raizal Eka Putra ketika bersama Kepala Staf Gugus Keamanan Laut Armada Kawasan Barat Republik Indonesia (Guskamlabar) Kolonel Laut (P) Agung Prasetiawan melepas keberangkatan rombongan di atas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Barakuda, yang sandar di Pelabuhan Batuampar, Batam, Selasa.

Tim tersebut terdiri atas 16 karyawan BI, sedangkan dari unsur TNI AL antara lain Mayor Laut (P) Yuyus Wahyudin yang akan menyosialisasikan pendidikan bela negara ke warga Pulau Jemaja, Pulau Tarempa, Pulau Sekatung Laut, Pulau Ranai Besar dan Pulau Subi.

Bersama KRI Barakuda yang dikomandani Letkol laut (P) Muhammad Nizar Gadafi, rombongan membawa uang baru senilai Rp5 miliar untuk ditukar dengan uang lusuh di lima pulau yang disinggahi dalam perjalanan yang dijadwalkan berakhir di Kota Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat.

Kepala Staf Guskamlamabar Kolonel Agung, atas nama Komandan Guskamlamabar Laksamana Pertama TNI Harjo Susmoro menjelaskan, kegiatan operasi militer selain perang itu merupakan pelaksanaan dari kerja sama antara Mabes TNI-AL dan BI Pusat dalam mendistribusikan uang rupiah, sinergi tanggung jawab sosial, pelaksanaan edukasi publik, serta penggunaan KRI untuk pelayaan kas keliling BI dalam menjangkau daerah-daerah perbatasan dan terdepan.

Pelaksanaan dari kerja sama yang dibuat tahun 2012 itu, sudah direalisasikan TNI AL dan BI di Maluku, Maluku Utara, Maluku Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Morotai, Miangas, Mentawai dan Papua.

Kepala Staf Guskamlamabar menegaskan kegiatan bersama BI dengan pendekatan kesejahteraan dilaksanakan untuk menjaga kedaulatan dan eksistensi pemerintah Republik Indonesia di daerah-daerah perbatasan dan terdepan.

Dalam kegiatan tersebut, BI akan menyerahkan bantuan berupa peralatan olahraga, mesin genset pembangkit listrik, antena parabola serta televisi untuk warga lima pulau.

Mayor Yuyus Wahyudin dari Dinas Potensi Maritim Armabar Jakarta mengemukakan, kegiatan seperti ini strategis agar warga di daerah-daerah terdepan tidak merasa diasingkan oleh pemerintah pusat.

Dengan komunikasi sosial berupa perhatian, kunjungan dan penyaluran bantuan dari dana tanggung jawab sosial perusahaan, maka semangat bela negara dan ketahanan wilayah masyarakat di daerah terdepan di perbatasan akan tetap terjaga, katanya.

Pewarta: Agustinus Jo Seng Bie
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013