Hasil investigasi Indonesia Security Incident Response Team on Infrastructure/Coordination Center (Id-SIRTII/CC) yang berkoordinasi dengan Australia Computer Emergency Response Team (CERT-Australia) menyatakan informasi itu tidak benar,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan informasi peretasan terhadap sejumlah situs Internet Indonesia oleh pihak yang menyebut diri mereka Anonymous Australia tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Hasil investigasi Indonesia Security Incident Response Team on Infrastructure/Coordination Center (Id-SIRTII/CC) yang berkoordinasi dengan Australia Computer Emergency Response Team (CERT-Australia) menyatakan informasi itu tidak benar," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo, Gatot S. Dewa Broto, di Jakarta, Rabu.

Gatot menjelaskan informasi peretasan itu muncul dari media jejaring sosial dan media dalam jaringan (online) yang menyatakan peretasan situs-situs Internet seperti soloairport.com, situs Garuda Indonesia Airways, situs Angkasa Pura, dan situs pendidikan.

"Salah satunya muncul dari seseorang yang menyatakan diri sebagai Anonymous Australia di situs http://pastebin.com/0aZY2yZf#," katanya.

Investigasi Id-SIRTII dan CERT-Australia, lanjut Gatot, dilakukan untuk menjaga agar informasi peretasan tidak menambah ketegangan di masing-masing negara.

Kemenkominfo menduga informasi terkait peretasan sejumlah situs Internet Indonesia oleh Anonymous Australia merupakan dampak dari pengakuan Edward Snowden tentang aktivitas penyadapan informasi oleh AS dan Australia.

Id-SIRTII/CC menghimbau para pengelola infrastruktur internet strategis di Indonesia agar tidak terpengaruh informasi peretasan yang tidak bertanggung jawab.

Id-SIRTII/CC juga meminta para pengelola infrastruktur internet strategis itu untuk waspada dan melaporkan serta Id-SIRTII/CC jika menemukan hal-hal yang mencurigakan terkait keamanan internet Indonesia.

Pada awal November, kelompok yang menyebut diri mereka Anonymous Indonesia mengklaim telah meretas sekitar 170 situs Internet Australia untuk memprotes kegiatan penyadapan terhadap Indonesia. (*)


Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013