Fasilitas `online trading` merupakan `tulang punggung` untuk mendapatkan nasabah,"
Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan bahwa fasilitas transaksi saham melalui internet (online trading) yang disediakan perusahaan sekuritas merupakan "tulang punggung" untuk meningkatkan jumlah nasabah.

"Fasilitas online trading merupakan tulang punggung untuk mendapatkan nasabah," ujar Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko BEI, Adikin Basirun di Jakarta, Kamis.

Dengan demikian, ia mengharapkan kepada perusahaan sekuritas untuk mengembangkan fasilitas "online trading". Dari sebanyak 114 anggota bursa (AB) yang tercatat di BEI baru 73 AB yang memiliki fasilitas "online trading".

"Rinciannya 63 online trading dan 10 AB mengusung konsep direct market access (DMA). Jadi total ada 73 pihak," ujar Adikin.

Dijelaskan, DMA merupakan fasilitas perdagangan yang disediakan broker, di mana perdagangan efek dikelola sendiri oleh nasabah tanpa intervensi manual dari "trading desk".

Fasilitas itu hanya berbeda pada karakteristik penggunanya. "Online Trading" umumnya digunakan oleh nasabah ritel. Sedangkan, DMA digunakan nasabah institusional.

Adikin mengatakan bahwa saat ini sudah ada delapan perusahaan sekuritas yang mengajukan izin untuk membuka fasilitas "online trading".

Sementara itu, Coordinating Chairperson Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Lily Wijaya mengatakan bahwa kesadaran perusahaan sekuritas terhadap fasilitas "online trading" di Indonesia masih minim.

Ia mengemukakan bahwa dari hasil survei untuk industri jasa keuangan di pasar modal di Indonesia, indeks literasi keuangan yang "not literated" (pemahaman, keyakinan, dan keterampilan) cukup besar yakni 94 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

"Not litered itu artinya sama sekali tidak mampu, tidak yakin dan tidak terampil untuk memanfaatkan produk dan jasa keuangan. Sedangkan yang litered-nya hanya empat persen. Jadi, bagaimana yang not litered dibawa ke well litered, itu merupakan pekerjaan rumah besar," kata Lily menjelaskan.

Lily mengatakan bahwa ada tiga hal yang perlu ditekankan untuk meningkatkan potensi jasa keuangan pasar modal yakni dengan pemahaman, keyakinan, dan keterampilan.(*)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013