London (ANTARA News) - Ribuan penggemar "Doctor Who" dari berbagai belahan dunia turun ke London pada Sabtu (23/11) untuk merayakan ulang tahun ke-50 serial fiksi ilmiah yang menggabungkan perjalanan antar-waktu, robot tanpa ampun dan alien jahat itu.

Serial yang pertama kali ditayangkan televisi Inggris pada 23 November 1963 dan dinobatkan sebagai serial fiksi ilmiah terpanjang di dunia menurut Guinness World Records kini meniti jalan menuju ruang global.

BBC berupaya menjual tayangan yang sejak kelahirannya telah membuat anak-anak Inggris meringkuk di balik sofa tanpa terganggu latar yang kadang kurang meyakinkan dan alien yang sering tampak seperti pria berbaju karet itu ke mancanegara.

Serial yang muncul lagi dalam bentuk lebih canggih tahun 2005, setelah berhenti tayang sejak 24 tahun silam, tersebut tak hanya membangun basis penggemar kuat yang menyebut diri "Whovians" di Inggris.

Tayangan itu telah meluas ke negara lain seperti Amerika Serikat, Australia dan Kanada serta China, Brazil dan Meksiko serta menumbuhkan basis penggemar di sana.

Randy Bloch, insinyur komputer dari Chicago, Illinois, adalah satu di antara 24.000 penggemar yang hadir dalam ruang konferensi edisi ulang tahun ke-50 "The Day of the Doctor" yang akan ditayangkan di lebih dari 90 negara dalam 15 bahasa.

"Saya suka idealisme dan optimisme Doctor Who. Ini menawarkan harapan dan penerimaan bagi orang yang membutuhkan," kata Bloch, yang mengenakan skarf bertema Dr Who, seperti dikutip kantor berita Reuters.

Pertunjukan yang melibatkan doktor pada masa lalu dan masa kini menjadi kunci utama dari upaya yang didanai BBC untuk menarik perhatian pemirsa global.

Steven Moffat, penulis utama tayangan itu, mengaitkan kesuksesan serial tersebut dengan keberadaan "pahlawan sederhana yang bisa pergi kemana saja dalam ruang dan waktu" dan mengubah dirinya setiap beberapa tahun dengan karakter utama dan teknologi baru.

Salah satu hal penting dalam serial ini adalah mesin waktu Tardis sang Doctor yang berbentuk kotak polisi biru.

Tardis telah dirancang untuk melebur dengan lingkungan sekitarnya, yang berhasil baik dalam siaran berlatar tahun 1963 di London saat kotak-kotak jaringan telepon polisi ke markas semacam itu menjadi pemandangan umum.

Sayangnya fungsi itu membeku setelah serial pertama meninggalkan Tardis dalam keadaan sama, sehingga kemudian malah menjadi aneh dalam kunjungan masa depan ke planet-planet dan waktu yang jauh.

Bagi beberapa penonton, bentuk Tardis maupun musuh utama Doctor, Daleks--alien dalam cangkang robot berbentuk gudang garam seukuran manusia dengan lampu di kepalanya-- tidak menarik lagi sekarang.

"Saya tidak takut pada mereka, sebanyak apapun orang berteriak. Tardis juga sama tidak menariknya bagi saya," tulis seorang pengamat, Chris Sallis, dalam artikel yang disiarkan laman BBC.

Namun tampaknya penggemar tidak terlalu mempermasalahkannya dan masih menginginkan serial itu berlanjut.

Pemeran utama serial fiksi itu telah dimainkan oleh 11 aktor, mulai dari William Hartnell tahun 1963 hingga pemegang peran Doctor sekarang Matt Smith yang akan menyerahkan kunci Tardis akhir tahun ini kepada doktor ke-12, peraih Oscar Peter Capaldi.

Setiap doktor membawa karakter masing-masing dalam peran mereka.

"Saya pikir Anda tidak mungkin menjadi rumah "Doctor Who" selama 50 tahun tanpa mempelajari sesuatu tentang regenerasi," kata Direktur Jenderal BBC, Tony Hall, akhir bulan lalu.

Colin Baker, yang memerankan doktor tahun 1980-an, mengatakan mungkin ini saat untuk berubah. "Saya ingin melihat pemeran perempuan memainkan the Doctor," katanya. (Reuters)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013