Apakah kehidupan masyarakat telah kembali normal dan instrumen yang kita miliki ini bisa membantu,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia meluncurkan Indeks Pemulihan Bencana (Disaster Recovery Index/DRI) pertama di dunia, yaitu sistem yang mengukur pertumbuhan pemulihan pada kelompok-kelompok masyarakat setelah terkena bencana.

Indeks ini merupakan hasil kerja sama antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, forum pengurangan risiko bencana dari Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta Survey Meter, dengan dukungan Badan PBB untuk Pembangunan, kata Direktur UNDP, Beate Trankmann, di Jakarta, Rabu

Indeks ini mengukur pertumbuhan pemulihan pada kelompok-kelompok masyarakat yang terdampak oleh letusan Gunung Merapi tahun 2010, dan banjir lahar tahun 2011 dengan menggunakan 22 variabel, untuk melihat upaya masyarakat berangsur-angsur pulih dari akibat letusan gunung berapi dalam pemulihan infrastruktur, perumahan, penghidupan dan struktur sosial.

Indonesia sangat rawan bencana. Setiap tahun ribuan penduduk terdampak secara langsung maupun tak langsung oleh bencana alam, dan banyak keluarga yang mengalami kerugian besar serta berjuang untuk kembali hidup seperti semula.

Indeks Pemulihan Bencana ini menjadi alat yang bisa digunakan untuk membantu pemerintah dan para pemangku kepentingan, agar lebih bisa memahami tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dan individu-individu ketika mereka berusaha untuk kembali pulih setelah bencana.

Beate Trankmann mengatakan, "Peluncuran indeks pemulihan bencana ini menandai suatu langkah besar bagi Indonesia yang telah membuat kemajuan-kemajuan signifikan dalam membangun institusi-institusi manajemen bencana, peralatan, metodologi dan pendekatan dalam tahun-tahun terakhir ini."

Sampai dengan hari ini, belum ada konsensus tentang bagaimana mengukur sukses program pemulihan pascabencana. Bagaimana kita bisa tahu bahwa masyarakat lebih siap di masa depan, ujarnya pula.

"Apakah kehidupan masyarakat telah kembali normal dan instrumen yang kita miliki ini bisa membantu," katanya.

Indeks ini, menurut dia, menyediakan informasi yang sangat penting bagi pembuat kebijakan untuk dapat mendesain program pemulihan jangka panjang.

Sistem pemulihan bencana ini juga bisa membantu masyarakat dan pemerintah untuk membangun dengan lebih baik, dan meningkatkan pemahaman apa yang sesungguhnya diperlukan dalam proses pemulihan bencana, kata Direktur UNDP itu pula.

Indeks ini menggunakan data yang dikumpulkan dari survei terhadap 1.290 keluarga yang terdampak langsung maupun tidak langsung oleh letusan tahun 2010 dan banjir lahar tahun 2012, dan sejak itu menerima bantuan rehabilitasi dan rekonstrunsi.

Survei ini dilakukan tahun 2012 di Kabupaten Sleman, Magelang, Klaten, dan Boyolali di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. (*)

Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013