Jakarta (ANTARA News) - Komet ISON hancur akibat panas yang sangat tinggi dan tekanan gravitasi  setelah mengelilingi Matahari pada Kamis (28/11).

Sejumlah observatorium menyaksikan komet itu berada pada titik paling dekat dengan Matahari atau perihelion.

Ada kemungkinan komet itu tidak dapat bertahan dalam perjalanan.

"Kami tidak melihat komet ISON di SDO (Solar Dynamics Observatory) ," kata Ilmuwan untuk proyek SDO NASA, Dean Pesnell seperti dilansir dalam laman NASA.

"Jadi kami pikir itu (komet) pecah dan menguap sebelum mencapai perihelion," ujarnya.

Sebuah video yang dilansir Space.com memperlihatkan komet ini tidak terlihat dalam rekaman pengamatan  SDO.

Komet itu makin samar baik dalam pandangan observatorium Solar Terrestrial Relations Observatory NASA, Badan Antariksa Eropa dan Solar Heliospheric Observatory NASA.

Ini berarti mungkin komet ISON tidak akan terlihat di langit malam pada bulan Desember.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013