Beijing/Washington (ANTARA News) - China pada Jumat mengerahkan pesawat-pesawat jetnya sebagai tanggapan terhadap dua pesawat mata-mata Amerika Serikat dan 10 pesawat Jepang, termasuk jet tempur F-15, yang memasuki zona pertahanan udara yang baru ditetapkannya di atas Laut China Timur, demikian dilaporkan kantor berita Xinhua.

Tindakan itu meningkatkan risiko dalam perselisihan dengan Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.

Jet-jet itu diterbangkan untuk melakukan pengamatan secara efektif, kata juru bicara angkatan udara Shen Jinke seperti dikutip Xinhua.

Laporan itu tidak memberikan informasi rinci.

Jepang dan Korea Selatan telah menerbangkan pesawat militernya melintasi zona tersebut, yang mencakup wilayah udara di atas kepulauan yang menjadi pusat sengketa kewilayahan antara Jepang dan China, demikian dikatakan Jepang dan Korsel, Kamis.

Sebelumnya pada pekan ini, Washington mengirimkan dua pesawat pembom B-52 yang tidak dipersenjatai ke wilayah udara itu dan para pejabat AS pada Jumat membenarkan bahwa pesawat-pesawat AS "secara rutin" terbang melintasi zona tersebut.

"Penerbangan-penerbangan ini konsisten dengan kebebasan kebijakan navigasi yang telah lama dimiliki AS," kata juru bicara Pentagon Kolonel Steve Warren.

"Saya bisa memastikan bahwa AS telah dan akan terus beroperasi di daerah tersebut sebagaimana biasanya."

Seorang pejabat pertahanan AS, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan operasi-operasi rutin yang digelar AS mencakup penerbangan pengintaian dan pengawasan.

Xinhua sebelumnya mengatakan China telah memiliki sejumlah pesawat jet dan satu pesawat pemberi peringatan dini yang diterbangkan di zona pertahanan udara baru.

China pekan lalu mengumumkan bahwa pesawat-pesawat asing yang terbang melintasi zona itu, termasuk pesawat penumpang, and diharuskan memberikan identifikasi kepada pihak berwenang China.

Misi patroli yang dijalankan China pada Kamis merupakan langkah pertahanan dan sejalan dengan praktek-praktek yang biasa dilakukan dunia internasional," kata Shen seperti dikutip Xinhua.

Pesawat-pesawat jet, yang termasuk Su-30 rancangan Rusia, melakukan patroli rutin dan mengamati target-target di zona, kata Shen.

"Angkatan udara China sangat siap dan akan mengambil langkah-langkah untuk menghadapi berbagai ancaman, untuk secara tegas melindungi keamanan wilayah udara negara," katanya.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Yang Yujun mengatakan "tidak benar" bahwa China akan menembak jatuh pesawat yang memasuki zona itu tanpa sebelumnya memberikan identifikasi.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga hari Jumat mengatakan ia tidak tahu bahwa pesawat-pesawat China berada di zona itu. Namun ia menambahkan Jepang tidak perlu merasa harus bersiap-siap.

Hubungan antara China dan Jepang telah mengalami ketegangan selama berbulan-bulan terkait sengketa atas kepulauan di Laut China Timur, yang disebut Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang, demikian laporan AFP.

(T008)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013