Jika ini terjadi di Wall Street, orang bisa dijebloskan ke penjara. Ini inside trading untuk mendapatkan keuntungan ekstra"
Sidney (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia Tony Abbott membela penggeledahan dinas intelijen ke kantor pengacara yang membela Timor Leste dalam kasus mata-mata oleh Canberra dengan alasan keamanan nasional.

Pemerintah Abbott dikecam setelah kantor pengacara Bernard Collaery digeledah dinas rahasia dalam negeri Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO) kemarin Selasa dan menyita sejumlah dokumen hukum.

Collaery mewakili pemerintah Timor Leste dalam sidang arbitrase internasional di Den Haag dengan tuduhan Australia melakukan spionase mengenai kesepakatan Laut Timor yang kontroversial. Penggeladahan ini disebut sebagai strategi menjelang dengar pendapat kasus ini Kamis esok.

"Kami tak mengintervensi kasus tapi kami selalu bertindak untuk menjamin bahwa keamanan nasional kita benar-benar terjamin, itu saja yang kami lakukan," kata Abbott.

Kubu oposisi mendesak Jaksa Agung George Brandis untuk menjelaskan penggeledahan tanpa surat perintah ini.

Di parlemen, Brandis membenarkan bahwa data-data yang diambil adalah milik Collaery dan seorang mantan agen rahasia Dinas Intelijen Australia untuk luar negeri (ASIS).

"Surat perintah penggeledahan dikeluarkan atas saran dan permintaan ASIO demi melindungi keamanan nasional Australia," kata Brandis.

Pensiunan ASIS yang menjadi whistleblower itu adalah saksi kunci Collaery yang akan membenarkan bahwa dinas rahasia Australia telah menggunakan proyek bantuan Australia untuk renovasi kantor kabinet Timor Leste sebagai front penginstal perangkat-perangkat pengupingan di dalam dinding kantor-kantor itu selama perjanjian kesepakatan gas pada  2004.

Timor Leste menuduh Australia melakukan mata-mata demi mendapatkan keuntungan komersial selama negosiasi Pengaturan Maritim di Laut Timor (CMATS).

Negeri itu mengajukan gugatan ke Mahkamah Arbitrase Internasional di Den Haag bahwa kontrak bagi hasil 50-50 dalam pengelolaan ladang gas senilai 36 miliar dolar AS antara kedua negara harus dibatalkan.

"Jika ini terjadi di Wall Street, orang bisa dijebloskan ke penjara. Ini inside trading untuk mendapatkan keuntungan ekstra. Ini tak ada kaitannya dengan melindungi negara kita," kata Collaery seperti dikutip AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013